Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mengajak negara Asean mengkaji bersama dampak virus corona bagi perekonomian kawasan tersebut.
Sejauh ini, sejumlah negara Asean tercatat telah menyiapkan stimulus guna menyelamatkan perekonomian dari dampak virus corona (Covid-19). Sejak ditemukan pertama kali di Wuhan, China, wabah tersebut telah meluas ke 77 negara termasuk negara Asean.
“Negara-negara Asean telah menerapkan sejumlah kebijakan untuk menstimulus ekonomi terkait dampak dari Covid-19, antara lain diberikannya insentif pajak untuk sejumlah bisnis di sektor pariwisata, penerbangan, dan hotel untuk mendorong sektor pariwisata,” demikian paparan Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga saat mewakili Menteri Perdagangan RI pada Pertemuan Para Menteri Ekonomi Asean dalam format retreat (AEM Retreat) ke-26 di Da Nang, Vietnam, Rabu (10/3/2020).
Kegiatan logistik, pariwisata dan perdagangan merupakan sektor yang memperoleh dampak besar dari wabah virus corona. Jerry mengemukakan hal ini diakibatkan oleh larangan sejumlah pemerintah untuk melakukan perjalanan ke luar negeri dan penutupan perbatasan bagi negara yang terjangkit virus tersebut.
Sektor pariwisata Asean pun tak luput dari imbas kondisi di China mengingat 21,5 persen wisatawan mancanegara di kawasan ini berasal dari negara tersebut. Adapun ada 2018, bisnis perjalanan berkontribusi sebesar 12,6 persen pada ekonomi Asean
Kondisi ini pun dapat berdampak pada sektor perdagangan, khususnya ekspor dan impor. Sebagian bahan baku untuk industri di Indonesia sendiri masih dipasok dari China yang mengalami kendala produksi akibat karantina di sejumlah daerah untuk membendung virus corona.
Baca Juga
Jerry menyatakan, Asean perlu merespons dampak virus corona dengan selalu memperhatikan kondisi masyarakat. Saat ini, transparansi dan efektivitas menjadi penting untuk memastikan kepercayaan publik dan pelaku usaha.
“Indonesia mendorong upaya untuk memperkuat kerja sama Asean untuk meringankan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat, khususnya melalui sejumlah upaya, seperti mendorong upaya forum bertukar informasi penangangan virus corona dan mengkaji dampaknya terhadap ekonomi di kawasan Asean,” tambahnya.
Selain membahas dampak virus corona, pertemuan AEM Retreat ke-26 juga membahas sejumlah isu penting, antara lain terkait dampak perang dagang AS dan China serta dampak Brexit. Perang dagang antara kedua negara tersebut telah berlangsung sejak 2018 menyusul langkah AS dalam menaikkan sejumlah tarif secara unilateral untuk memangkas defisit neraca perdagangannya, terutama dengan China.
“Asean berisiko mengalami pelemahan ekonomi dan perdagangan akibat kebijakan perang dagang tersebut mengingat AS dan China merupakan mitra dagang dan investasi utama bagi Asean,” ujarnya.