Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Terhadap Ekonomi Turun, Konsumsi Rumah Tangga Diprediksi Melemah

Efek virus corona mampu melemahkan konsumsi masyarakat karena ada proses penularan yang signifikan sehingga menimbulkan efek psikologis ke konsumen
Sejumlah pengunjung melihat barang-barang yang dijual dengan harga diskon di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2019). Jelang libur Natal dan Tahun Baru, pusat perbelanjaan menawarkan barang- barang dengan harga diskon untuk menarik minat pembeli dan salah satu cara agar target penjualan tercapai pada akhir tahun./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah
Sejumlah pengunjung melihat barang-barang yang dijual dengan harga diskon di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (7/12/2019). Jelang libur Natal dan Tahun Baru, pusat perbelanjaan menawarkan barang- barang dengan harga diskon untuk menarik minat pembeli dan salah satu cara agar target penjualan tercapai pada akhir tahun./ANTARA FOTO-Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Februari 2020 turun ke level 117,7 dari posisi Januari 2020 sebesar 121,7 di tengah merebaknya virus Corona (Covid-19).

Meski mengalami penurunan, hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari 2020 menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap positif karena berada di atas level 100.

Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal damuri mengatakan penurunan IKK merupakan imbas dari penyebaran virus corona (Covid-19) di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

"Salah satu dampak dari corona itu melemahkan demand atau konsumsi masyarakat. Ini terjadi karena ada proses containment [penularan] sehingga menimbulkan efek psikologis ke konsumen," katanya saat dihubungi, Senin (9/3/2020).

Penyebaran virus corona yang sporadis ke banyak negara membuat orang enggan untuk bepergian ke tempat-tempat wisata, baik di dalam maupun luar negeri. Bukan itu saja, Yose menilai banyak orang yang menyetop pembelian beberapa jenis barang hingga situasi ekonomi pulih kembali.

Selain penurunan permintaan, dia mengatakan sisi produksi (supply) juga ikut terdampak lantaran terhambatnya pasokan bahan baku produksi dari China. Meski demikian, Yose menuturkan sektor yang paling terpukul yaitu pariwisata, dengan subsektor penerbangan, hotel, restoran, biro perjalanan (travel agent), dan lainnya.

"Semua faktor ini membuat IKK turun cukup dalam, meskipun tetap masuk kategori optimistis. Ini baru permulaan, pemerintah dan otoritas harus mempersiapkan segala hal karena belum mencapai puncak," imbuhnya.

Terkait stimulus antiCorona yang dikeluarkan pemerintah, Yose mengatakan kebijakan tersebut tidak bisa diharapkan. Pasalnya, masyarakat masih diliputi efek negatif di tengah penyebaran [oubreak] pandemic.

Karena itu, dia meminta agar pemerintah dan otoritas terkait memberikan informasi sejelas-jelasnya tentang perkembangan virus Corona di Indonesia.

"Kalau kondisi seperti ini, pemerintah harus menerima jika perekonomian melemah. Pemerintah harus mengutamakan kesehatan," jelasnya.

Penurunan IKK Februari terjadi pada semua kategori responden, terdalam dengan responden dengan pengeluaran Rp2,1 juta-Rp3 juta per bulan dan berusia 51-60 tahun. Sementara itu, sebanyak 14 kota pelaksana survei mengalami penurunan IKK pada Februari 2020.

Meski demikian, konsumen tetap berekspektasi positif terhadap kondisi ekonomi 6 bulan yang akan datang, baik terkait penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kondisi kegiatan usaha.

Hasil survei mengindikasikan pengeluaran konsumsi untuk 3 bulan mendatang (Mei 2020) diprediksi meningkat jelang puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Hal ini tercermin dari indeks prakiraan konsumsi rumah tangga 3 bulan mendatang yang meningkat dari 162,6 pada bulan sebelumnya menjadi 165,5.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper