Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri kosmetika berharap wabah virus corona atau Covid-19 yang mulai merambah ke Indonesia tidak mengganggu keberlangsungan industri. Mengingat pada industri ini 80 persen komponen bahan baku masih impor.
Sekretaris Perusahaan PT Mandom Indonesia Tbk. Alia Risyamaya Dewi mengatakan meski secara mayoritas bahan baku produksi perawatan tubuh sudah berasal dari dalam negeri tetapi ada sejumlah bahan baku yang harus impor dari China.
"Kami antisipasi dengan mencari alternatif supplier selain dari China baik dari lokal atau negara lain, tapi ini masih on process jadi saya belum bisa bicara banyak," katanya kepada Bisnis, Jumat (8/3/2020).
Alia mengemukakan perseroan hanya berharap hambatan bahan baku yang menghantam industri di Tanah Air saat ini tidak mengganggu kegiatan produksi guna mengejar target yang telah ditetapkan di tahun ini.
Pada tahun ini, perseroan membidik pertumbuhan penjualan di kisaran 5 persen hingga 10 persen dengan estimasi di kisaran Rp2,94 triliun sampai dengan Rp3,08 triliun.
Alia menyebut, komposisi penjualan paling banyak akan ditujukan untuk pasar domestic, sedangkan pasar ekspor diproyeksi tetap berada di kisaran 25 persen hingga 30 persen.
Baca Juga
Untuk mencapai target penjualan, Mandom akan merilis beberapa produk baru, melakukan penetrasi produk yang sudah ada, dan aktif melakukan promosi atau iklan.
Adapun, pada tahun lalu perseroan telah mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 16,12 persen menjadi Rp145,15 miliar pada 2019 karena kenaikan bahan baku pada komponen biaya produksi.
Namun, dari sisi pendapatan perseroan masih mampu meraup sebanyak Rp2,8 triliun atau naik 5,71 persen jika dibandingkan dengan periode 2018. Sementara itu, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk. Bryan Emil Tilaar mengatakan saat ini perseroan menilai wabah virus corona memang cukup dashyat dampaknya pada sektor industri.
Bryan mengungkapkan khusus perseroan sendiri dipastikan pasokan bahan baku masih akan cukup. Meskipun demikian, pihaknya tetap melakukan langkah antisipasi dengan melakukan pencarian sumber dari lokal dan terus berharap kondisi membaik.
"Jadi relatif di kita untuk bahan baku cukup manageable dengan sangat baik, sekarang untuk kemasan produk relatif 70 persen juga sudah lokal hanya 30 persen impor," katanya.
Bryan pun masih optimistis produksi pabrik akan meningkat sekitar 22 persen mengingat belum ada gangguan produksi sampai sekarang. Sisi lain, sepanjang 2020 Bryan memproyeksi penjualan bisa tumbuh berkisar 10 persen sampai dengan 20 persen.
Untuk mencapai target tersebut, strategi penjualan yang akan dilakukan perseroan antara lain adalah mempertahankan brand ekuitas dan memilah jenis produk yang akan dikembangkan.
Di samping itu, perseroan juga akan melakukan perbaikan gerai Martha Tilaar dan menjalin hubungan yang baik dengan peritel. Saat ini, perseroan sedikitnya memiliki 9 jenama produk kosmetik dan perawatan tubuh antara lain Sariayu, Rudy Hadisuwarno, Belia, dan Mirabella.