BIsnis.com, JAKARTA — Produk ekspor asal Indonesia berhasil mencatat nilai transaksi potensial dalam pameran dagang internasional Vietnam Expo 2019 di Vietnam senilai Rp9,75 miliar.
Kepala Atase Perdagangan Hanoi Mohammad Iqbal Djamil mengatakan di pameran yang digelar pada 4—7 Desember 2019 penjualan produk ritel asal Indonesia berupa produk kosmetik, perhiasan, dan kerajinan tangan mencapai Rp12,44 juta. Di sisi lain, dalam pameran tersebut, Indonesia juga mendapatkan transaksi kontak dagang sebesar Rp9,74 miliar.
"Produk Indonesia mendapat respons yang sangat baik dari buyer dan pengunjung pameran hingga berhasil meraih transaksi potensial sebesar Rp9,75 miliar,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (28/12/2019).
Adapun, Vietnam Expo 2019 menampilkan multiproduk yang diikuti sebanyak 850 peserta dari 18 negara seperti Inggris, India, Taiwan, Jerman, Korea Selatan, Malaysia, Rusia, Jepang, Filipina, Singapura, Hongkong, Spanyol, Thailand, Swiss, Tiongkok, Amerika Serikat, Indonesia, dan Vietnam.
Menurut Iqbal, Indonesia perlu lebih memanfaatkan potensi Vietnam untuk menjadi tujuan pasar ekspor dan rantai pasok tingkat regional bagi industri nasional.
"Vietnam termasuk salah satu negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) baik secara bilateral maupun regional dengan 13 perjanjian dan memiliki potensi pasar yang cukup besar dengan penduduk lebih dari 96 juta jiwa," ujarnya.
Baca Juga
Pada Vietnam Expo 2019, Atdag Hanoi dan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan memberikan fasilitas kepada tujuh perusahaan Indonesia yang mengikuti pameran berupa lahan seluas 54 m2 untuk menampilkan produk-produknya.
Ketujuh perusahaan Indonesia yang mengikuti Vietnam Expo 2019 yaitu PT Universal Abrasivindo Industrial (produk amplas/sandpaper), CV Bali Bakti Anggara (produk dekorasi rumah), PT Irawan Djaja Agung (produk obat-obatan yang dijual bebas/over the counter/OTC), CV Jaya Abadi (produk makanan ringan), PT Dexa Medica (produk farmasi), PT Aquasolve Sanaria (produk makanan sehat), serta PT Gloria Origita Cosmetics (produk kosmetik).
"Ketujuh perusahaan Indonesia ini diharapkan dapat meningkatkan promosi produk Indonesia ke Vietnam dan memperluas ekspor ke pasar-pasar nontradisional," jelas Iqbal.
Vietnam, lanjut Iqbal, merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Vietnam juga memiliki angka perdagangan yang cukup tinggi dengan Indonesia. Pada 2018, total perdagangan antara kedua negara mencapai US$8,4 miliar.
Indonesia juga memiliki investasi di Vietnam yang tercatat lebih dari US$ 2 miliar dalam sektor properti, obat-obatan, makanan, dan bahan kimia.
Menurut Iqbal, beberapa produk Indonesia seperti mi Shirataki, Balsam, kosmetik pada umumnya belum terlalu dikenal oleh masyarakat Vietnam.
"Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memperkenalkan, mempromosikan, dan mengedukasi produk Indonesia ke masyarakat Vietnam. Selanjutnya, Atdag Hanoi akan mendorong dan melakukan koordinasi dengan peserta pameran agar lebih responsif dalam menindakdaklanjuti permintaan dan penjajakan dengan pembeli potensial agar terjadi kontak dagang," katanya.