Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Devisa Pariwisata RI bisa Hilang US$730 Juta karena Corona

Pemerintah diprediksi bakal kehilangan devisa cukup besar dari sektor pariwisata karena kunjungan wisatawan asing berkurang.
Penumpang melintas di dekat layar informasi penerbangan di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/2/2020)./ANTARA FOTO- Fikri Yusuf
Penumpang melintas di dekat layar informasi penerbangan di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (4/2/2020)./ANTARA FOTO- Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom menilai wabah virus corona dapat berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia, lantaran penyebarannya berefek negatif terhadap sektor pariwisata nasional.

Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana mengatakan penyebaran virus corona akan berdampak pada cadangan devisa yang diterima Indonesia. Menurutnya, pemerintah diprediksi akan kehilangan devisa cukup besar dari sektor pariwisata lantaran anjloknya angka kunjungan wisatawan asing, khususnya dari China.

"Perhitungan kami terkait devisa pariwisata, yang akan turun sebesar US$730 juta [netto] sepanjang 2020," sebut Wisnu kepada Bisnis, Jumat (6/3/2020).

Selain itu, dia memproyeksi ekspor akan mengalami penurunan sebesar 5,3 persen dan impor melorot hingga 7,7 persen. 

Otoritas keuangan pun diharapkan dapat menjaga stabilitas imbal hasil dan aset berharga di pasar keuangan. Hal itu dilakukan agar Indonesia tetap menarik di mata investor asing dibandingkan dengan negara lain.

Penurunan suku bunga The Fed sebesar 50 bps, lanjut Wisnu, akan membuat pasar keuangan Indonesia menggeliat setelah terkapar di zona merah beberapa hari lalu.

"Paling tidak dalam 3 hari terakhir sudah kembali terlihat minat investor asing ke aset keuangan Indonesia. Penurunan suku bunga acuan The Fed turut berdampak pada valuasi aset," imbuhnya.

Selain menjaga stabilisasi yield, pemerintah dan otoritas terkait juga diminta melakukan komunikasi yang efektif dan efisien terkait penanganan kasus COVID-19 di Indonesia.

Seperti diketahui, Kementerian Kesehatan telah melakukan pengembangan dari dua kasus pertama infeksi virus corona di Indonesia. Hingga Jumat (6/3) siang, tercatat ada empat orang yang positif terinfeksi.

"Makin masyarakat, dunia usaha, dan investor yakin bahwa kasus ini ditangani dengan baik, makin rendah volatilitas yang terjadi di pasar keuangan domestik," ungkap Wisnu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia mencapai 16,1 juta kunjungan sepanjang 2019. Realisasi tersebut naik 1,88 persen dibandingkan dengan kedatangan turis asing pada tahun sebelumnya, yang berjumlah 15,8 juta kunjungan. 

Adapun jumlah turis China yang datang ke Indonesia pada tahun lalu mencapai 2,07 juta kunjungan. Jumlah tersebut mengalami penurunan 3,14 persen atau sekitar 670.000 kunjungan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper