Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Asing Keluar dari Pasar Modal Ikut Pengaruhi Cadangan Devisa

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2020 senilai US$130,4 miliar, turun tipis dibandingkan dengan akhir Januari 2020 senilai US$131,7 miliar.
Pengunjung berada di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengunjung berada di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di galeri Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Arus modal yang keluar di pasar saham dinilai turut mempengaruhi nilai cadangan devisa pada akhir Februari 2020.

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2020 senilai US$130,4 miliar, turun tipis dibandingkan dengan akhir Januari 2020 senilai US$131,7 miliar.

Nilai tersebut setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor. Cadangan tersebut juga setara dengan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penurunan cadangan devisa didorong keluarnya arus modal keluar dari pasar saham.

Selain itu, pasar obligasi juga terdampak akibat adanya sentimen negatif virus Corona (Covid-19) di pasar keuangan selama Februari 2020.

"Di pasar saham, investor asing membukukan nett foreign sell sebesar US$340 juta. Sementara di pasar obligasi, kepemilikan SBN [surat berharga negara] oleh asing berkurang US$2,07 miliar," katanya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (6/3/2020).

Dia menuturkan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan sebesar 4,86 persen mtm ke level Rp14.318 per dolar Amerika. Josua menilai penurunan cadangan devisa akan tertahan oleh penyerapan di Lelang SBBI valas oleh Bank Indonesia senilai $900 juta.

Meskipun cadangan devisa menurun pada bulan lalu, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,7 bulan impor atau 7,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Josua mengatakan cadangan devisa yang relatif masih tinggi tersebut diperkirakan akan tetap memberikan kepercayaan bagi investor asing untuk tetap memarkirkan dananya di pasar keuangan domestik.

"Ke depan, cadangan devisa berpotensi kembali meningkat sejalan dengan potensi surplus neraca pembayaran sepanjang 2020 yang ditopang oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial. Walaupun turun dibandingkan 2019," ujar Josua.

Dia berharap koordinasi dan sinkronisasi kebijakan antara pemerintah dan otoritas keuangan, yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan perlu diperkuat. Mengacu pengalaman negara lain, lanjutnya, dorongan dari sisi sektor moneter tidak cukup untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi.

Josua menilai implementasi dari kebijakan fiskal lebih cepat terasa, terutama ketika terjadi shock seperti seperti kondisi saat ini. Pemerintah sendiri sudah menyatakan akan memberi stimulus terhadap sektor-sektor terdampak, terutama sektor pariwisata.

"Stimulus tersebut diharapkan dapat memberikan ruang bagi keuangan industri terdampak dan meningkatkan daya beli konsumen," ungkapnya.

Sebelumnya, dalam keterangan resmi Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko mengatakan penurunan cadangan devisa pada Februari 2020 antara lain dipengaruhi pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Walaupun mengalami penurunan tipis, Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

"Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper