Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk. meneken kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) untuk memasok liquid natural gas yang akan digunakan sebagai bahan bakar truk.
Direktur Pengembangan Strategi dan Bisnis PGN Syahrizal Mukhtar menjelaskan bahwa dalam nota kesepahaman yang diteken pada Jumat (6/3/2020) tersebut disepakati bahwa perseroan akan memasok LNG untuk kebutuhan 3.000 unit truk dengan potensi volume sebesar 18 Bbtud.
Dia mengungkapkan bahwa tujuan kerja sama tersebut adalah guna mengembangkan penggunaan LNG untuk truk-truk yang digunakan Aptrindo agar konsumsi bahan bakar yang digunakan diklaim bisa lebih efisien.
Dia mengklaim, penggunaan LNG untuk bahan bakar untuk truk angkut bisa lebih hemat 20%--30% jika dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar diesel.
“Kita berharap dengan konversi bahan bakar dari BBM ke LNG, kami berharap akan terjadi efisiensi yang cukup signifikan,” katanya di Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Sementara itu, Syarizal menjelaskan, kerja sama yang diteken tersebut akan berlangsung selama satu tahun dengan potensi investasi yang akan dikeluarkan Aptrindo berkisar Rp1,1 miliar—Rp1,2 miliar untuk per unit truk.
Baca Juga
Dia menambahkan, pelaksanaan kerja sama ini akan terlebih dahulu menggunakan skema pilot project dengan investasi sebesar ± 1 juta USD.
Untuk infrastruktur, emiten berkode saham PGAS tersebut telah menyiapkan di beberapa lokasi yang tersebar di sejumlah pulau, di antaranya adalah di Arun, Bontang, dan juga Telok Lamong.
“Fasilitas kami sudah siap, truk mungkin pengadaannya 2 bulan - 3 bulan. Jadi harapannya kalau bisa di tengah tahun ini sudah bisa jalan,” jelasnya.
Di lain pihak, Ketua Umum DPP Gemilang Tarigan menjelaskan, kerja sama tersebut sebagai uji coba yang dilakukan oleh pengusaha untuk bahan bakar gas. Dalam hal tersebut, pengusaha truk mencoba menguji tingkat efisiensi bahan bakar gas.
Gemilang mengungkapkan, selama ini dalam menggunakan bahan bakar diesel masih ditemui beberapa kendala di antaranya adalah ketersediaan pasokan yang sering terganggu.
Selain itu, para pengusaha sering menemukan sejumlah penyimpangan bahan bakar diesel yang acap kali disalahgunakaan oleh oknum pengemudi yang tidak bertanggung jawab.
“Sering kali diesel itu dijual lagi. Nah ini kira-kira sekaligus juga untuk menghilangkan ketergantungan kita untuk bbm fosil,” ungkapnya.