Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agen Perjalanan Wisata: Masyarakat Takut Berwisata

Upaya pemerintah memberikan insentif terhadap pariwisata terutama wisatawan domestik dinilai belum menunjukkan indikasi positif lantaran masyarakat Indonesia justru makin takut melakukan perjalanan jauh.
Wisatawan menikmati pemandangan di obyek wisata Pura Ulun Danu Beratan, Tabanan, Bali, Minggu (6/1/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo
Wisatawan menikmati pemandangan di obyek wisata Pura Ulun Danu Beratan, Tabanan, Bali, Minggu (6/1/2019)./ANTARA-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA – Pengusaha agen perjalanan wisata Tanah Air menilai insentif yang diberikan pemerintah di sektor pariwisata belum efektif lantara masyarakat masih diliputi ketakutan untuk bepergian.

Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Budijanto Ardiansjah membenarkan meningkatnya kekhawatiran dari masyarakat terhadap paparan virus corona, sehingga mereka enggan untuk melakukan perjalanan wisata.

Hal itu membuat tingkat kunjungan wisatawan domestik sulit didongkrak meskipun belum lama ini pemerintah mengumumkan pemberian insentif berupa diskon tarif maskapai untuk 10 destinasi pariwisata.

Dia mengatakan, jika hal itu terus berlanjut, besar kemungkinan industri travel yang tergabung dalam Asita akan menawarkan cuti tanpa tanggungan (unpaid leave) kepada para karyawannya.

“Beberapa perusahaan mulai memikirkan untuk menawarkan unpaid leave kepada karyawannya. Belum ada data [yang sudah melakukan unpaid leave] tapi ada gejala kearah situ jika sampai akhir bulan ini atau bulan depan belum ada perubahan,” kata Budijanto kepada Bisnis, Jumat (6/3/2020).

Sebagai solusi, dia menyarankan agar pemerintah memberikan insentif berupa penghapusan pajak kepada biro perjalanan.

“Belum ada insentif yang disampaikan kepada kami. Tetapi yang paling penting adalah pemerintah harus bisa memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa traveling di Indonesia masih aman & penanganan wabah virus corona yang transparan,” ujarnya,

Dia membenarkan jika sudah ada beberapa anggotanya yang mengalami kerugian akibat mewabahnya virus corona. Beberapa pelanggan, menurutnya, bahkan telah melakukan pembatalan rencana wisata.

Kedati demikian dia masih optimistis industri agen perjalanan masih bisa bertahan meski diterpa tekanan dari wabah virus corona.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper