Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur Negara-Negara Asia Terpukul Virus Corona, Bagaimana Indonesia?

Dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19) turut memukul dan menyeret turun kinerja manufaktur sejumlah negara Asia, setelah merontokkan aktivitas manufaktur di China.
Petugas kesehatan menyemprotkan cairan disinfektan kepada WNI ABK Diamond Princess dan barang bawaan saat turun dari kapal di Yokohama, Jepang, Minggu (2/3/3030). Pemerintah mengevakuasi 69 WNI ABK Diamond Princess yang dinyatakan negatif COVID-19 untuk dipulangkan ke tanah air dan diosevasi di pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu. ANTARA FOTO/HO/KBRI Tokyo
Petugas kesehatan menyemprotkan cairan disinfektan kepada WNI ABK Diamond Princess dan barang bawaan saat turun dari kapal di Yokohama, Jepang, Minggu (2/3/3030). Pemerintah mengevakuasi 69 WNI ABK Diamond Princess yang dinyatakan negatif COVID-19 untuk dipulangkan ke tanah air dan diosevasi di pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu. ANTARA FOTO/HO/KBRI Tokyo

Bisnis.com, JAKARTA – Dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19) turut memukul dan menyeret turun kinerja manufaktur sejumlah negara Asia, setelah merontokkan aktivitas manufaktur di China.

Korea Selatan dan Jepang, dua negara dengan jumlah kasus virus corona yang terus bertambah di luar China, menunjukkan penurunan tajam dalam produksi, menurut survei manajer pembelian yang dirilis oleh IHS Markit pada Senin (2/3/2020).

Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) Korea Selatan turun ke level terendah empat bulan di 48,7 pada Februari 2020 dari 49,8 pada Januari 2020. Adapun PMI manufaktur Jepang yang dirilis Jibun Bank Japan turun ke 47,8, angka terendah sejak Mei 2016.

Sementara itu, PMI manufaktur Taiwan turun ke bawah level 50, batas pemisah antara ekspansi dan kontraksi, Thailand dan Malaysia tetap bertahan di bawah level 50, dan PMI Vietnam turun ke level terendah lebih dari enam tahun di 49.

Data sentimen manufaktur tersebut menunjukkan bagaimana virus corona berdampak di seluruh kawasan Asia, mengganggu rantai pasokan dan menekan permintaan.

Pembatasan perjalanan diberlakukan di mana-mana, aktivitas sekolah dan bisnis di wilayah itu ditutup, dan pemerintah negara-negara Asia ramai-ramai melancarkan stimulus guna menopang perekonomian mereka.

Sebelumnya, menurut data yang dirilis Biro Statistik Nasional China pada Sabtu (29/2/2020), indeks manufaktur China terperosok ke 35,7, rekor terendahnya, pada Februari 2020 dari 50 pada Januari tahun ini, seperti dilansir Bloomberg.

“Kami berharap PMI China akan mengalami beberapa peningkatan dalam beberapa bulan mendatang. Namun gangguan terus-menerus pada rantai pasokan dan pelemahan ekonomi China dapat menekan negara-negara regional untuk beberapa waktu. Diperkirakan akan ada dukungan kebijakan di China dan seluruh Asia,” ujar Kepala Ekonom Bloomberg untuk wilayah Asia Chang Shu.

Penurunan tajam ini menandakan kontraksi untuk kuartal pertama yang lebih buruk dari perkiraan, dengan ekonom Nomura Holdings Inc. memproyeksikan ekonomi Negeri Tirai Bambu akan menyusut 2,5 persen pada kuartal I/2020 dari periode sebelumnya.

Menyusul data PMI yang dirilis IHS Markit, pasar global semakin dilanda kekhawatiran atas dampak virus corona. Baik pasar ekuitas dan imbal hasil obligasi merosot pada perdagangan pagi ini, Senin (2/3/2020).

Bursa saham Jepang dibuka lebih rendah 1,3 persen dan indeks futures S&P 500 AS merosot lebih dari 1 persen. Sinyal dari bank sentral AS Federal Reserve pada Jumat (29/2/2020) yang membuka peluang pelonggaran kebijakan tak memberi dorongan positif yang signifikan.

Di tengah kemerosotan aktivitas manufaktur di Asia, Indonesia mampu menjadi titik terang dengan PMI manufaktur berekspansi menjadi 51,9 pada Februari 2020 dari 49,3 pada Januari 2020 atau ekspansi pertama sejak Juni 2019. Negara berekonomi terbesar di Asia Tenggara ini diketahui belum melaporkan kasus virus corona resmi satu pun terlepas dari keraguan soal pengujiannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper