Bisnis.com, WAMENA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah dalam proses melakukan pembangunan rumah khusus untuk korban kerusuhan yang terjadi di Wamena pada 23 September 2019 lalu.
Salah satu penerima bantuan, Efrem Yawuan (57) yang merupakan seorang guru mengatakan sangat antusias dengan adanya bantuan rumah dari pemerintah. Namun, Efrem menyebut bahwa dari rumah yang dibangun masih perlu adanya dapur.
"Rumahnya tidak seperti yang dulu saya tinggal, lebih besar. Sekarang kecil tetapi baik, bagus. Tapi ini dapat hanya rumah saja, semua, dan tidak ada dapur," katanya saat ditanyai oleh awak media di Wamena, Senin (2/3/2020).
Efrem mewakili korban lainnya mengharapkan untuk rancangan berikutnya apabila belum dibangun, mungkin diperhatikan untuk dibangunkan dapur juga supaya jangan menyulitkan penghuni.
"Jadi kalau mau lanjut ke tahap berikut harapannya ada dapur, karena kasihan kalau masuk tapi kesulitan tidak ada dapurnya," ungkapnya.
Kendati demikian, para korban sangat bahagia bisa mendapat oengganti rumah mereka yang terbakar saat kerusuhan pada 23 September 2019. Apalagi, Kementerian PUPR kata Efrem menanggapi permohonan dari masyarakat dengan cukup cepat.
Selain itu, persyaratan pengajuan rumah khusus tersebut pun dirasa mudah. Pemohon hanya perlu menyertakan foto rumah yang rusak terbakar, surat keterangan rumah rusak dari kepolisian, kartu keluarga, dan kartu tanda penduduk.
"Jadi habis kerusuhan itu, saya kembali ke kampung halaman. November sudah ada pemberitahuan mau membangun, Desember awal mulai, Januari saya kembali ke sini sudah jadi," jelasnya.
Adapun, lantaran memang sangat dibutuhkan, Efrem dan warga lainnya juga sudah mulai menempati rumah khusus tersebut meskipun belum dilakukan serah terima.
Selain itu, harapannya pemerintah juga biaa memberi bantuan untuk menenuhi kebutuhan di dalam rumah. Efrem menyebutkan bahwa pascakerusuhan telah mendapat bantuan Rp5 juta dari Kementerian Sosial.
"Jadi kami semua harap ada bantuan lebih karena kami banyak sekali kekurangan. Sisa harta usai kerusuhan itu hanya baju yang menempel di badan. Tapi dengan ini saja kami sudah cukup berterima kasih banyak kepada pemerintah," katanya.