Bisnis.com, JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. masih melakukan upaya koordinasi dengan KCIC untuk membahas mengenai permintaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk penghentian sementara pengerjaan proyek kereta Cepat Jakarta - Bandung.
Pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta - Bandung dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang merupakan konsorsium yang didirikan oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dengan China Railway Corporation.
PSBI merupakan konsorsium empat BUMN, yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., PT Jasa Marga (Persero) Tbk., dan PT Perkebunan Nusantara VIII. Adapun, Wijaya Karya memiliki porsi kepemilikan saham sebanyak 38 persen.
Corporate Secretary Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan pihaknya sebagai anggota konsorsium saat ini masih melakukan koordinasi dengan PT KCIC untuk menindaklanjuti penghentian sementara proyek kereta cepat Jakarta - Bandung.
"Terkait penghentian sementara proyek kereta cepat, WIKA selaku anggota dari konsorsium kontraktor kereta cepat Jakarta - Bandung sedang berkordinasi dengan pihak PT KCIC untuk langkah-langkah yang diperlukan," katanya kepada Bisnis, Senin (2/3/2020).
Sebelumnya, Kementerian PUPR telah mengirimkan surat permintaan penghentian sementara proyek kereta cepat Jakarta - Bandung yang ditujukan kepada PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pada tanggal 27 Februari 2020.
Baca Juga
Dalam surat tersebut, Kementerian PUPR meminta agar kegiatan pembangunan Proyek Kereta Cepat (High Speed Railway) Jakarta - Bandung yang dikerjakan oleh Sinohydro diberhentikan selama dua minggu sejak tanggal 2 Maret 2020.
Selain itu, dalam surat yang ditandatangani Danis H. Sumadilaga selaku Ketua Komite Keselamatan Konstruksi tersebut menyebutkan, pekerjaan dapat dilanjutkan setelah dilakukan evaluasi menyeluruh atas pengelolaan pelaksanaan konstruksi yang sepenuhnya mengikuti Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2019.
Selain melakukan koordinasi untuk menindaklanjuti penghentian sementara pengerjaan proyek kereta cepat, Mahendra menyatakan pihaknya juga saat ini tengah berupaya mengevaluasi dampak virus corona pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Saat ini perusahaan sedang mengevaluasi seluruh aktivitas perusahaan terkait merebaknya isu virus Corona," ungkapnya.