Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan investasi pada sektor energi baru dan terbarukan bisa menyentuh US$20 miliar hingga 2024.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menjelaskan bahwa Indonesia masih memiliki potensi energi baru dan terbarukan sebesar 700 gigawatt (GW).
Dia menargetkan hingga 2025 mendatang porsi EBT terhadap bauran energi nasional menyentuh 23 persen yang pada saat ini baru 9 persen-10 persen.
"Investasi EBT sampai 2024 US$20 miliar. Ini suatu peluang bisa kita manfaatkan dan kembangkan. Bagaimana kita bisa mengkonversi energi, di sini inovasi memang sangat penting," katanya di Jakarta, Senin (2/3/2020).
Arifin menambahkan, sebagai negara yang memiliki iklim tropis, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk EBT.
Menurutnya, Indonesia bisa memanfaatkan sumber matahari dengan penggunaan panel surya.
"Kita punya atap-atap rumah bisa dipasang panel ke depan. Lahan kosong juga bisa dimanfaatkan. Biaya listrik bisa lebih hemat 15 persen-20 persen," jelasnya.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menguraikan perolehan angka investasi sektor EBTKE yang didapat mulai tahun 2020 sebesar US$2 miliar, menyusul kemudian 2021 senilai US$4 miliar, 2022 senilai US$5 miliar, 2023 senilai US$4 miliar dan pada 2024 senilai US$5 miliar.
Pada saat ini pemerintah berkomitmen meningkatkan penambahan kapasitas pembangkit EBT hingga 9.051 megawatt (MW) dalam lima tahun, dengan rincian 687 MW pada 2020, meningkat ke 1.001 MW pada 2021, 1.922 MW pada 2022, 1.778 MW pada 2023, dan 3.664 MW pada 2024.
"Energi lokal setempat bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi pembangkit yang murah dan mudah didapatkan, PLTMH, PLTS, biogas, biomassa, juga potensi-potensi lainnya," jelasnya.