Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini Dinilai Saat yang Tepat Bagi Perusahaan Properti untuk IPO

Perusahaan properti dinilai bisa memanfaatkan alternatif permodalan melalui pasar modal.
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Tahun ini dinilai sebagai momentum yang tepat bagi perusahaan properti melakukan penawaran saham perdana alias initial public offering/IPO, di tengah industri ini yang masih tumbuh melambat.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengatakan bahwa sejauh ini tercatat ada 2,6 juta investor di pasar modal. Dengan jumlah sebanyak itu, perusahaan properti bisa memanfaatkan alternatif permodalan.

Perusahaan properti yang membutuhkan dana segar untuk ekpansi biasanya masih memanfaatkan sarana perbankan dengan ketentuan yang terbatas.  

Namun, hal yang juga dihadapi perusahaan properti adalah biaya bunga yang harus dibayarkan. Tak hanya itu, perbankan juga tidak serta merta bisa menyuntikan modal pada perusahaan karena harus sesuai dan memenuhi kelayakan.

Sebaliknya, Hasan mengatakan bahwa sumber pendanaan melalui pasar modal dilakukan secara sharing kepemilikan yang sebagian sahamnya akan dimiliki publik.

"Perusahaan juga akan dituntut untuk lebih transparan," katanya dalam sebuah acara di BEI pada Kamis (27/2/2020).

Hasan mendorong agar perusahaan properti baik kecil dan menengah, termasuk keanggotaan Realestat Indonesia (REI) untuk mulai masuk ke lantai bursa meskipun dari segi aset dan ekuitas belum terlalu besar.

Terlebih, pemerintah dan Bank Indonesia sudah memberikan insentif di sektor ini baik masing-masing berupa kebijakan fiskal dan moneter.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPD REI DKI Jakarta Arvin F. Iskandar mengaku akan terus mensosialisaikan dan mengedukasi anggotanya yang belum tercatat di pasar modal agar melantai di bursa efek.

Sejauh ini, dia belum melihat banyak perusahaan properti yang memanfaatkan atau mencari alternatif pendanaan jangka panjang melalui pasar modal seperti saham, sukuk, obligasi dan instrumen lainnya.

Selama ini, perusahaan properti masih mengandalkan sarana perbankan untuk mendapat dana segar yang merupakan jangka pendek.

Arvin menargetkan dari 400-an anggota REI DKI Jakarta, setidaknya ada lima perusahaan properti yang terdaftar setiap tahunnya. Tahun ini, ada dua perusahaan yang sudah tercatat di BEI.

"Saya yakin banyak yang tertarik," katanya.

Dia berharap dengan mendapatkan pendanaan melalui pasar modal, maka industri properti akan kembali bangkit. Menurut dia, banyak analis yang mengatakan bahwa tahun ini seharusnya sebagai momentum kebangkitan sektor properti.

Berdasarkan catatan Bisnis, pipeline BEI mencatat sejauh ini ada 29 perusahaan yang berniat melakukan penawaran umum saham perdana.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper