Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia DKI Jakarta menyatakan bahwa jumlah perusahaan properti yang melantai di bursa masih minim. Hingga saat ini baru sekitar 60 pengembang properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ketua Umum DPD REI DKI Jakarta Arvin F. Iskandar mengatakan bahwa dari total anggota REI di Indonesia yang jumlahnya sekitar 6.000 anggota, hanya 1% saja atau sekitar 60 perusahaan yang sudah tercatat melantai di bursa.
"Kita melihat di asosiasi REI DKI Jakarta sendiri anggota kami masih belum banyak terdaftar di lantai bursa. Padahal kita melihat bahwa struktur permodalan itu merupakan faktor utama bagi pengembang," ujar Arvin, Kamis (27/2/2020).
Menurutnya, penawaran perdana merupakan alternatif bagi perusahaan properti untuk mencari dana segar guna melakukan ekspansi. Hal ini mengingat perbankan yang masih jadi tumpuan pengembang untuk permodalan harus melalui proses yang cukup panjang.
Tak hanya itu, initial public offering (IPO) juga dinilai dapat meningkatkan ekuitas, nilai, dan citra perusahaan untuk menjadi jauh lebih berkembang. Perusahaan juga dituntut untuk lebih transparan.
Oleh sebab itu, Alvin mendorong agar ada lebih banyak pengembang properti, khususnya anggota REI DKI Jakarta untuk masuk ke pasar modal. Dia mencatat untuk tahun ini, setidaknya sudah ada 2 perusahaan yang melantai di BEI.
Baca Juga
"Jadi kita mencari dan mengedukasi para anggota untuk dapat mencari alternatif pembiayaan yang lebih banyak di luar self equity itu sendiri atau pembiayaan jangka pendek dari perbankan," kata dia.
Dalam catatan Bisnis, pipeline BEI mencatat sejauh ini ada 29 perusahaan yang berniat melakukan penawaran umum saham perdana (IPO).
Adapun dari ke-29 calon emiten itu, sekitar 11 perusahaan di antaranya adalah sektor properti atau realestat yang tengah mencari dana segar melalui IPO. Dua anak usaha BUMN yang bergerak di sektor properti juga dikabarkan akan segera melantai di bursa yaitu PT Adhi Commuter Properti dan PT Wijaya Karya Realty.