Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan kontribusi investasi dari kawasan ekonomi khusus (KEK) berbasis penghiliran komoditas maupun manufaktur mencapai Rp300 triliun hingga 2024. Sumbangsih investasi dari KEK, melengkapi target investasi manufaktur sekitar Rp600 triliun-Rp800 triliun hingga 2024.
Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Ignatius Warsito mengatakan pihaknya berharap 60 persen dari target investasi tersebut datang dari penanaman modal asing (PMA), sedangkan selebihnya dari penanaman modal dalam negeri (PMDN). Warsito mengatakan Kemenperin menggenjot lima sektor prioritas agar dapat mencapai target serapan tersebut.
"Kemarin kami mengumpulkan sekitar 100 investor Korea Selatan. Kalau [penangangan] virus corona bagus, Juni kami ke sana [untuk menarik investasi lebih banyak," katanya usai seminar Roadmap Industri Manufaktur Indonesia, Kamis (27/2/2020).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 menargetkan pertumbuhan PDB industri pengolahan non-migas di kisaran 5,48-6,01 persen pada akhir tahun ini dan 7 persen pada 2024.
Untuk mempermulus jalan menuju target RPJMN 2020-2024, Kemenperin mencanangkan target invetasi sekitar Rp875,1 triliun-Rp890,3 triliun pada tahun ini. Angka tersebut ditargetkan naik sekitar 54,75-68,48 persen pada 2024 menjadi Rp1.354,3 triliun-Rp1.500 triliun.
Adapun, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Kamar Dagang Industri (Kadin) Sanny Iskandar menyampaikan potensi investasi yang dapat diserap pada 2019 mencapai Rp2.000 triliun. Namun demikian, lanjutnya, realisasi investasi hingga akhir tahun lalu hanya sekitar Rp800 triliun atau kurang dari setengah potensi tersebut.
Baca Juga
Sanny menilai minimnya serapan investasi tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti regulasi yang tumpang tindih, tidak transparan, dan sulit. Sanny menilai salah satu hal yang dapat mengakselerasi serapan investasi agar sesuai dengan RPJMN 2020-2024 adalah penyelesaian rancangan undang-undang (RUU) Cipta Lapangan Kerja.
"Memang ini pilihan dan [harus] dilakukan dalam waktu segera. Pasalnya, situasi global yang memungkinkan gerak cepat dan sekarang ada kesempatan virus corona," katanya.