Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan perbankan internasional disebut enggan untuk membiayai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara.
Menanggapi hal itu, Direktur Pengadaan Strategis 2 PT PLN (Persero) Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan hal itu berlaku untuk pembiayaan untuk PLTU baru. Menurutnya, dalam draf RUPTL yang akan dirilis tahun ini, PLN sudah mengurangi penggunaan batu baru dalam proyek pembangkit listrik.
"Pembangkit dialihkan ke PLT EBT dan gas yang lebih bersih," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (26/2/2020).
Saat ini, lanjutnya, tak ada proyek-proyek pembangunan PLTU yang baru. Kalaupun ada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang tengah dibangun maupun konstruksi merupakan kontrak yang lama.
"Rasanya PLTU baru sudah tidak ada, kalau ada yang membangun atau konstruksi, itu kontrak-kontrak lama," ucap Djoko.
Namun demikian, pihaknya tak menampik untuk proyek PLTU yang lama yang belum sempat financial close akan semakin sulit mencari pendanaan.
"Kalau yang IPP mereka cari di market, kalau PLN EPC," tambahnya.