Bisnis.com, JAKARTA - Wabah virus Corona yang meluas ke beberapa negara akan berdampak pada sektor properti di Indonesia meskipun hanya dalam jangka pendek.
Riset Cushman & Wakefield menyatakan bahwa Indonesia bisa terkena dampak virus corona meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencatat adanya sebaran virus yang masuk ke Indonesia.
Dalam laporan tertulis, konsultan real estat tersebut menyatakan bahwa sektor perhotelan mengalami dampak terkait keterlambatan dan pembatalan pemesanan kamar hotel di Bali, Yogyakarta dan Bintan sehingga kemungkinan akan berdampak pada tingkat hunian.
"Namun hingga saat ini, dampak COVID-19 pada pariwisata belum signifikan karena masih rendahnya siklus musiman antara Januari hingga Maret," tulis laporan tersebut, Selasa (25/2/2020).
Dampaknya kemungkinan akan memburuk selama periode liburan pada pertengahan tahun jika virus corona terus meluas atau tidak diantisipasi dengan baik. Meskipun demikian, kondisi tersebut masih bisa diimbangi oleh kunjungan wisatawan domestik.
Pada subsektor perkantoran, dampaknya mulai terasa di Jakarta khususnya di bidang konstruksi, di mana beberapa gedung perkantoran yang sedang dibangun memakai pekerja asing dan atau kontraktor termasuk dari China.
Baca Juga
"Ini akan memperlambat penyelesaian proyek-proyek tertentu. Selain itu, transaksi penyewaan kantor oleh perusahaan multi-nasional juga mengalami beberapa penundaan keputusan, terutama bagi mereka yang menunggu keputusan kantor pusat dari negara-negara yang terkena dampak coronavirus," tulis riset itu.
Untuk sektor ritel, dampaknya hanya relatif kecil pada jumlah kunjungan ke pusat-pusat ritel di Jakarta. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga telah menyatakan bahwa virus corona tidak memiliki dampak signifikan terhadap ketersediaan barang eceran.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) juga mengatakan dampak virus corona lebih terkait dengan volume penjualan.