Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Acuan Turun, Sektor Konstruksi Belum Terdampak

Pelaku usaha jasa konstruksi mengaku belum merasakan dampak dari penurunan suku bunga acuan, karena kebijakan itu belum diikuti turunnya suku bunga pinjaman dari perbankan.

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha jasa konstruksi menilai penurunan suku bungan acuan atau BI 7 Days Repo Rate belum berdampak signifikan ke sektor konstruksi dan infrastruktur.

Wakil Sekjen II Gapensi Errika Ferdinata mengatakan penurunan suku bunga acuan tidak langsung sekaligus menurunkan penurunan suku bunga pinjaman perbankan, termasuk pinjaman untuk sektor konstruksi.

Adapun, pelaku industri konstruksi, imbuhnya, bersentuhan dengan kebijakan suku bunga pinjaman ketika membutuhkan pembiayaan dari perbankan. Hingga saat ini, dia menyatakan suku bunga pinjaman yang diberlakukan ke perusahaan kontraktor masih sangat bergantung dari kondisi perusahaan itu sendiri.

Errika mengatakan sejauh ini kisaran untuk suku bunga pinjaman masih ada di angka dua digit. Lebih lanjut, dia menyatakan jika kontraktor memiliki rekam jejak yang baik biasanya memungkinkan untuk dapat suku bunga pinjaman yang lebih rendah.

"Kebanyakan bunganya double digit ya, di bawah 10 persen mungkin untuk kontraktor dengan track record bagus, baru di bawah itu," katanya.

Dia menambahkan pihaknya juga jarang melakukan diskusi dengan perbankan terkait suku bunga pinjaman yang ideal untuk sektor kontruksi. Sejauh ini lebih kepada kesepakatan komersial. Oleh karena itu, pihaknya berharap akan ada kesempatan negosiasi dan diskusi dengan pemangku kepentingan terkait hal ini.

"Untuk menstimulus agar kontraktor itu bersaing, misal yang besar seperti apa, kemudian yang kecil, ada range-nya. Untuk suku bunga, mungkin kami perlu ngobrol sama BI, berapa yang ideal untuk kontraktor yang nantinya bisa berlaku sebagai commercial deal di semua bank pemerintah," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong dikembangkan KUR untuk konstruksi menggairahkan sektor industri ini. Apalagi tantangan berusaha di sektor konstruksi semakin tinggi, persaingan makin ketat, dan margin semakin tipis.

"Kalau kita lihat sekarang, kontraktor itu banyak yang untungnya sudah single digit, per proyek berapa persen, jadi kecil. Mungkin bisa dibuat bertingkat, yang gede berapa persen, yang kecil berapa persen," katanya.

Gapensi berharap selain peluang untuk mendapatkan proyek, persoalan pendanaan juga menjadi hal yang penting terutama jika perusahaan kontraktor tidak memiliki pembiayaan yang cukup, pilihan pembiayaannya yaitu mulai dari bank dan non-bank.

"Bank juga harus melihat proses bisnis kontraktor, bagaimana memudahkan pelaku jasa konstruksi agar menstimulus industri ini dengan memberikan solusi pada pelakunya," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper