Bisnis.com, JAKARTA - Berita mengenai antrean sejumlah perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana di bursa saham, salah satunya, menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Kamis (20/2/2020).
Berikut beberapa perincian topik utamanya:
IPO Jumbo Antre. Di tengah volatilitas pasar dan kekhawatiran investor terhadap koreksi harga saham, sejumlah perusahaan justru berencana membidik dana jumbo melalui penawaran umum perdana.
PT Metro Healthcare Indonesia (MHI) membidik dana segar hingga Rp1,1 triliun dari penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia yang akan digelar pada 13 Maret 2020.
Menanti Stimulus Tambahan. Ekonom dan pelaku pasar menanti tambahan stimulus moneter dari Bank Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dari ancaman global, termasuk perlambatan investasi akibat wabah virus corona.
Sebanyak 19 dari 31 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen melalui rapat dewan gubernur (RDG) yang berlangsung sejak kemarin, Rabu (19/2), hingga hari ini.
Baca Juga
Minuman ‘Bergula’ Jadi Sasaran Cukai. Setelah mundur selama bertahun-tahun, rencana pengenaan cukai terhadap minuman berpemanis akhirnya siap diimplementasikan. Usulan tarif telah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada Komisi XI DPR.
Aksi Proteksionisme: India Makin Batasi Impor. Pemerintah India semakin membatasi impor untuk melindungi industri dalam negeri, bertolak belakang dengan sikapnya di berbagai forum internasional yang mempromosikan perdagangan yang lebih terbuka.
Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman dalam anggarannya mengusulkan untuk memperluas cakupan larangan barang impor dari yang semula hanya emas dan perak.
Perusahaan China Tahan Gaji. Wabah virus corona (COVID-19) membuat kian banyak perusahaan swasta di China menunda pembayaran gaji karyawan. NIO Inc., produsen mobil listrik yang berbasis di Shanghai, baru-baru ini menunda pembayaran gaji tenaga kerja selama sepekan. Kepala Perusahaan, William Li, membujuk karyawan untuk menerima unit saham terbatas sebagai pengganti bonus uang tunai