Bisnis.com, JAKARTA - Sriwijaya Air melakukan transformasi bisnis dengan menyasar pasar millenial dan pebisnis dalam masa transisinya usai memutuskan untuk mengakhiri kerja sama operasi dengan Garuda Indonesia Group.
Vice President Commercial Sriwijaya Air Yuwan Eunike menuturkan strateginya dengan memperkuat program yang mendekatkan pelanggan milenial dan pebisnis yang membawa sedikit barang bawaan. Dia mencontohkan program Eco-Promo yang memberikan diskon khusus bagi pelanggan yang bepergian tanpa membawa bagasi.
“Sriwijaya Air Eco-Promo adalah salah satu program andalan kami guna menarik minat serta perhatian pelanggan millenial dan pebisnis dengan diskon hingga 20 persen,” jelasnya melalui keterangan resmi, Jumat (14/2/2020).
Dia menuturkan program ini berlaku untuk seluruh pelanggan Sriwijaya yang memutuskan tidak membawa bagasi tambahan, selain tas kabin yang beratnya maksimal 7 kg. Selain itu, penawaran ini berlaku untuk penerbangan domestik dan internasional baik one way maupun return.
Pihaknya menuturkan program Eco-Promo sudah berlaku untuk setiap pembelian tiket Sriwijaya Air di kantor perwakilan, situs resmi atau aplikasi Sriwijaya Air melalui gawai.
Sebelumnya, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena memang mengincar generasi millenial untuk meningkatkan pangsa pasar penerbangan domestik. Pada tahun ini, Sriwijaya diharapkan bisa menguasai hingga 8 persen pasar domestik kendati pada 2018 pernah mencapai 10 persen.
Baca Juga
"Kami mencoba realistis saja, dengan alat produksi saat ini. Target utama ke depan kami adalah generasi milenial," katanya.
Dia juga tengah mengkaji beberapa rute yang sempat dihapus dalam beberapa bulan terakhir dan tak tertarik menerapkan perang tarif.