Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hore! Defisit Transaksi Berjalan 2019 Susut Jadi 2,72 Persen

defisit neraca transaksi berjalan sebesar US$30,4 miliar atau setara dengan 2,72 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Angka ini menyusut jika dibandingkan dengan 2018, yaitu US$31,1 miliar atau 2,94 persen (yoy) dari total PDB.
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA- Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan (current account deficit) sebesar US$30,4 miliar atau setara dengan 2,72 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Realisasi tersebut turun tipis jika dibandingkan dengan capain 2018, yaitu US$31,1 miliar atau 2,94 persen (yoy) dari total PDB.

"Perkembangan tersebut terutama ditopang oleh neraca perdagangan barang yang mencatat surplus, berbeda dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami defisit," tulis Bank Indonesia dalam keterangan resmi, Senin (10/2/2020).

BI melanjutkan beraca perdagangan barang yang mencatat surplus dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat serta defisit neraca perdagangan migas yang menurun.

Defisit yang menyusut tersebut dipengaruhi oleh turunnya impor minyak sejalan dengan kebijakan pengendalian impor seperti program B20.

Kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang membaik juga ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat signifikan menjadi sebesar US$36,3 miliar dari 25,2 miliar dolar AS pada 2018. Hal tersebut ditopang oleh aliran masuk modal berjangka panjang di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.

Sementara itu, NPI pada triwulan IV 2019 mencatat surplus sebesar US$4,3 miliar realisasi tersebut membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami defisit sebesar US$46 juta. Surplus NPI tersebut terutama ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2019 mencapai US$129,2 miliar dolar atau meningkat dari US$124,3 miliar dolar pada akhir September 2019.

"Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor," tulis Bank Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper