Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelaku Usaha Keberatan Rencana Pembatasan Impor dari China  

Pelaku usaha makanan dan minuman menolak rencana pemerintah membatasi impor produk pangan dari China.
Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi)./Antara
Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Kalangan pelaku usaha makanan dan minuman memberikan sinyal keberatan atas rencana pemerintah untuk menghentikan sementara importasi produk pangan dari China dalam rangka menangkal sebaran virus corona.

Persebaran virus tersebut melalui produk pangan sendiri disebut belum terbukti. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengemukakan bahwa sampai saat ini belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa transmisi virus corona bisa terjadi melalui produk pangan.

Di sisi lain, proses pengolahan pangan yang melibatkan tahap pemanasan pun diyakininya dapat mencegah penyebaran virus tersebut ke konsumen.

"Virus tidak ditansmisi melalui makanan, namun udara. Di udara pun kemungkinan bertahannya hanya beberapa jam. Virus corona tidak tahan panas dan tidak tahan kelembaban. Sedangkan di Indonesia iklim cukup panas dan lembab. Di proses pengolahan makanan pun ada pemanasan," kata Adhi kepada Bisnis, Senin (4/2/2020).

Adhi mengemukakan sejumlah negara pun belum secara rigid membatasi impor dari China sebagai reaksi atas kasus virus corona. Di sisi lain, dia berpendapat industri pengolahan makanan bisa mengambil peluang di tengah larangan konsumsi bahan makanan segar.

"Karena virus hanya bertahan di sel hidup, ini bisa menjadi momentum bagi olahan pangan menjadi alternatif. Di China sendiri ada imbauan untuk menghindari makanan segar," ujarnya.

Dia pun menjelaskan tidak mudah bagi pelaku usaha untuk mencari pemasok alternatif jika pemerintah benar-benar menerapkan penghentian importasi dari China. Pengusaha setidaknya harus berhadapan dengan regulasi di dalam negeri yang mengatur izin masuk bahan baku dari negara lain.

"Kalau mencari alternatif pasokan bahan baku perlu mendaftar ulang ke Badan POM, daftar halal, dan banyak regulasi rumit lainnya yang tak bisa diselesaikan dalam waktu singkat," kata Adhi.

Dia pun mengharapkan pemerintah dapat mengkaji kembali wacana tersebut. Pasalnya, kebutuhan bahan baku impor asal China terbilang cukup besar. Adhi menjelaskan sejumlah bahan baku seperti biji-bijian, cabai, bawang putih, kentang, dan zat pangan olahan merupakan segelintir produk yang dipasok oleh China.

"Kami berharap pemerintah mengkaji ulang rencana ini. Kami pun sudah sampaikan ke Kementerian Perindustrian mengenai hal ini. Apalagi banyak usaha yang meningkatkan produksi jelang lebaran," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper