Bisnis.com, JAKARTA - Dampak dari meluasnya penyebaran virus corona di China mulai dirasakan oleh pelaku usaha di Tanah Air.
Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W. Kamdani mengatakan momentum Tahun Baru China atau Imlek kali ini tidak bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha Indonesia untuk mendongkrak ekspornya ke China.
Pasalnya, pemerintah beberapa wilayah di China membatasi aktivitas masyarakat setempat untuk mencegah meluasnya penyebaran virus yang berhasil menewaskan 131 orang itu. Alhasil, lonjakan permintaan barang konsumsi tidak terjadi pada Imlek tahun ini.
"Arus supply impor dari China juga melambat karena sebagian ekonomi China mengalami shut down karena virus corona. Contoh saja, karena momentum Imlek kemarin seharusnya permintaan China terhadap consumer goods dari seluruh dunia meningkat. Akan tetapi, permintaannya tidak meningkat terlalu signifikan karena banyak wilayah di China yang menghentikan aktivitas ekonomi maupun sosial," katanya kepada Bisnis.com pada Rabu (29/01/2020).
Lebih lanjut, Shinta menuturkan bahwa sektor usaha yang paling terpengaruh besar di China akibat virus corona adalah pelaku usaha sektor jasa yang seharusnya paling sibuk dan menikmati berkah paling besar dari momentum Imlek.
Adapun, untuk sektor barang menurutnya yang paling terdampak adalah pelaku usaha yang bergerak di sektor makanan dan minuman beserta rantai pasoknya, baik dari dalam maupun luar negeri seperti sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan. Demikian halnya dengan sektor barang mewah yang setiap tahunnya selalu menangguk rezeki dari momentum Imlek.
Baca Juga
"Indonesia tidak terlalu terdampak karena tidak mengekspor banyak barang mewah ke China," ujarnya.
Shinta belum bisa memberikan keterangan seberapa besar dampak dari virus Corona terhadap ekspor Indonesia ke China lantaran masih perlu mengumpulkan informasi lebih lanjut dan melihat kondisi kedepannya. Namun, menurutnya dampak tersebut bisa diatasi dengan cepat asalkan penyebaran virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei itu segera mereda.
"Jadi seharusnya dampaknya tidak terlalu lama hanya satu sampai dengan dua kuartal kedepan asal penanganannya cepat," katanya.
Shinta menambahkan tidak banyak hal yang bisa dilakukan oleh pelaku usaha di Indonesia untuk mengantisipasi dampak dari virus Corona. Menurutnya, hal terbaik yang bisa dilakukan untuk saat ini adalah memperketat pengawasan terhadap mobilitas manusia dari China dan negara-negara yang sudah terinfekai virus tersebut.
"Ini untuk memastikan kita tidak perlu melakukan partial shut down terhadap kegiatan ekonomi kita hanya untuk mengontrol agar virus itu tidak menyebar di dalam negeri. Selain itu, kita harus bergerak cepat membenahi kondisi iklim usaha dan investasi dalam negeri saat ini karena setelah semuanya berhasil diatasi kegiatan ekonomi dunia akan pulih dengan cepat seiring dengan peningkatan kegiatan ekonomi China," imbuhnya.