Bisnis.com, JAKARTA–Perlambatan ekonomi di China akibat wabah virus Corona berpotensi mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Ekonom Indef Rusli Abdulah menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 bisa tertekan di bawah 5% jika penyebaran virus corona kian masif.
Apabila merujuk pada wabah SARS yang terjadi di China dan Hong Kong pada 2003, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya terpangkas hingga 0,08%, sementara pertumbuhan ekonomi China tumbuh di angka negatif sebesar 1,07% dan Hong Kong kontrasi hingga 2,53% (yoy).
Namun, keadaan perekonomian pada saat wabah SARS dan wabah virus Corona sekarang berbeda. Saat ini, Indonesia memiliki hubungan perdagangan yang jauh lebih besar dibandingkan Indonesia saat itu.
Oleh karena itu, dampak berhentinya roda perekonomian di China ketika dilanda virus corona bakal lebih besar dibandingkan dengan saat wabah SARS.
Merujuk pada laporan World Bank, Rusli mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal terpangkas sebesar 0,3% setiap terpangkasnya pertumbuhan ekonomi China sebesar 1%.
Baca Juga
"Kalau perekonomian terhenti maka akan berdampak pada ekonomi China secara keseluruhan sehingga ekspor kita akan melambat," ujar Rusli, Selasa (28/1/2020).
Hal ini pun akan memiliki dampak terhadap ekspor Indonesia ke China yang saat ini didominasi oleh bahan mentah dari sektor pertambangan dan pertanian.
Lebih lanjut, perlambatan ekonomi China juga diproyeksikan akan terjadi lebih dari satu kuartal dan hal ini akan turut berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-kuartal ke depannya.