Bisnis.com, JAKARTA - Analis Pasar Saham, Hans Kwee, mengatakan keberadaan virus Corona di China, sempat menekan pasar Asia dan Global. Sebab, ada kekhawatiran di pasar, jika virus yang banyak muncul di Wuhan, China, ini akan menyebar.
“Tercatat per Jumat (24 Januari 2020), menurut laporan media China, jumlah khusus sudah mencapai 830 orang dengan 25 orang meninggal dunia,” kata dia.
Akan tetapi, Hans menyebut pasar saham dunia sempat stabil setelah pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dalam pengumumannya, WHO menyebut wabah dari virus Corona belum menjadi keadaan darurat global.
Selain itu, Pemerintah China juga melakukan tindakan cepat untuk menahan penyebaran virus pernapasan in. Salah satunya dengan menghentikan perjalanan masuk dan keluar dari Kota Wuhan.
Tindakan cepat ini, kata Hans, akhirnya memberikan keyakinan pada pasar. Sebab, wabah yang terjadi ini diyakini tidak mengakibatkan pandemi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.
Akan tetapi, Tahun Baru Imlek datang. Banyak warga melakukan perjalanan di dalam dan luar negeri. Sehingga, pasar pun kembali khawatir akan penyebaran virus ini.
Di sisi lain, sampai saat ini belum ada laporan virus ini masuk Indonesia. Meski begitu, Hans memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan depan berpeluang rebound, tapi terbatas.
Adapun support IHSG, kata dia, yaitu di level 6218 sampai 6200 dan resistance IHSG di level 6256 sampai 6312.