Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Hunian Merosot, Pasar Properti Singapura Meredup

Harga hunian di Singapura juga hanya mengalami kenaikan tipis 0,30 persen pada kuartal akhir 2019, melambat dari kuartal sebelumnya yang naik 1,30 persen.
Foto udara yang memperlihatkan gedung komersial dan residensial di Singapura, Sabtu (22/6/2019)./Reuters-Loriene Perera
Foto udara yang memperlihatkan gedung komersial dan residensial di Singapura, Sabtu (22/6/2019)./Reuters-Loriene Perera

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan apartemen di Singapura mengalami kemerosotan pada Desember 2019 lantaran jumlah unit yang diluncurkan juga mencapai terendah selama tahun lalu. Hal ini menjadi pertanda bahwa pasar properti di Singapura meredup.

Berdasarkan data Urban Redevelopment Authority Singapura, pengembang di Negeri Singa itu hanya menjual 538 unit apartemen sepanjang Desember 2019, turun 54 persen dibandingkan dengan penjualan pada November sebanyak 1.165 unit.

Penurunan penjualan juga merupakan dampak dari turunnya jumlah unit yang diluncurkan yang hanya mencapai 370 unit apartemen pada Desember, jauh di bawah 947 unit diluncurkan pada November.

Harga hunian di Singapura juga hanya mengalami kenaikan tipis 0,30 persen pada kuartal akhir 2019, melambat dari kuartal sebelumnya yang naik 1,30 persen. Hal ini dinilai sebagai dampak dari aturan pemerintah yang diterapkan sejak Juli 2018 yang membebani pasar.

Pasar properti Singapura juga mengalami kelebihan pasokan dengan adanya 32.000 unit apartemen yang belum terjual. Hal ini membuat bank sentral Singapura memberi peringatan kepada pengembang untuk menekan harga lebih dalam lagi.

“Penjualan diperkirakan tetap rendah bulan ini [Januari] dengan adanya peringatan Tahun Baru Imlek pada 25 Januari mendatang. Setelah libur besar selesai, penjualan mungkin baru akan kembali naik,” ungkap Head of Research APAC Realty Ltd. di Singapura Nicholas Mak seperti dikutip dari Bloomberg Minggu (19/1/2020).

Mak menambahkan bahwa pengembang tidak mungkin menurunkan harga. Reputasi pengembang bakal hancur apabila sebelumnya mereka meluncurkan proyek dengan harga tinggi, kemudian tak berselang lama meluncurkan proyek yang harganya lebih murah.

Christine Sun, Head of Research and Consultancy OrangeTee & Tie Pte., menambahkan bahwa permintaan hunian diperkirakan tetap kuat dan penjualan bisa mencapai 9.000–9.800 unit pada 2020.

“Adapun, harga kemungkinan bisa naik 2 persen—4 persen tahun ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper