Bisnis.com, JAKARTA - PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) menyatakan tidak melakukan pengeboran sumur baru di Blok Rokan sejak 2019 lantaran kegiatan tersebut dinilai tidak ekonomis lagi jelang alih kelola kepada PT Pertamina (Persero).
Presiden Direktur CPI Albert Simanjuntak mengatakan setelah lebih dari 50 tahun mengelola Blok Rokan, kontrak perseroan dalam mengelola wilayah kerja tersebut akan berakhir pada 8 Agustus 2021. Sejak pengelolaan pertama kali, Chevron telah menemukan lebih dari 100 lapangan minyak dan gas di Blok Rokan.
Adapun saat ini, CPI mengoperasikan 89 lapangan migas di Blok Rokan.
Tidak adanya pengeboran baru diperkirakan bakal menurunkan lifting blok migas yang ada di Riau tersebut. Pada 2019, realisasi lifting blok rokan mencapai 190.000 barel per hari (bph) atau masih di atas target dalam work program and budget (WP&B) sebanyak 185.300 bph.
"Kami tidak melakukan pengeboran, waktu pengembalian investasi tidak cukup, target WP&B 2020 161.000 bph. Per 16 Januari kami produksi 185.000 bph," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di gedung DPR, Senin (20/1/2020).
Pengeboran terakhir dilakukan pada 2018 sebanyak 89 sumur. Pada 2020, Chevron akan fokus dalam melakukan kerja ulang atau work over dengan teknologi digital. Kegiatan tersebut berupa pemilihan kandidat sumur yang bisa dikerjakan dan meminimalisasi down time.
Selain itu, CPI juga memperbaiki stimulasi terhadap sumur, optimasi artificial lift, dan melakukan proses yang lebih efisien. Menurutnya, pendekatan tersebut mendorong lifting tahun lalu yang di atas target.