Bisnis.com, JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan dalam masa transisi Blok Rokan, sebaiknya ada pengeboran sebanyak 70 sumur.
"[Pengeboran] itu masih mampu [sebanyak] 70 sumur, kami harapkan [transisi] di Rokan bisa jalan," tutur Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (16/1/2020).
Sebelumnya, Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan, aktivitas pengeboran 70 sumur di Blok Rokan bakal menjadi penyelamat gap lifting minyak 2020. Pasalnya, sejak 2018, PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) tidak melakukan pengeboran sehingga produksi pun merosot signifikan.
"Deal [percepatan alih kelola] makin dekat dan [diharapkan] tidak terlalu lama akan ada transisi. Jadi, pengeboran 70 sumur tahun ini bisa terjadi," katanya.
Belum adanya titik terang transisi pengelolaan Blok Rokan dari CPI ke Pertamina dikhawatirkan bernasib sama seperti yang terjadi di Blok Mahakam.
Kinerja lifting minyak di Blok Rokan mengalami decline rate yang lebih tinggi dari prognosis. Tahun lalu, realisasi lifting Blok Rokan sebanyak 190.131 barel per hari (bph) atau menyusut dari kinerja 2018 sebanyak 209.473 bph.
Sementara itu, Pertamina optimistis mampu menyelesaikan transisi alih kelola Blok Rokan dengan mulus pada tahun ini.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan upaya tersebut sesuai arahan Kementerian ESDM yang mendorong transisi alih kelola yang dikelola CPI tersebut dapat rampung pada 2020.
"Pertamina optimistis dan masih terus melakukan diskusi intensif dengan Chevron," katanya.