Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina EP, salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero), sepanjang tahun lalu mencetak produksi minyak sebanyak 82.213 barel per hari (bopd/bph) dan gas sebanyak 959 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan dari sisi produksi siap jual (lifting), gas berada pada angka 749 MMscfd. “Lifting minyak berada di angka 82.190 bopd atau 102% dibandingkan dengan target RKAP sebesar 80.733 bopd”, katanya, mengutip keterangan resmi, Senin (20/1/2020).
Adapun untuk pemboran eksplorasi, Pertamina EP telah melaksanakan pemboran 11 sumur dan untuk eksploitasi telah dibor sebanyak 99 sumur. Terkait survei, kinerja seismik 3D telah terlaksana seluas 469 km2 dan untuk seismik 2D telah terlaksana sebesar 496 km atau 140% dari target sebesar 355 km.
Sementara itu, dalam hal kinerja keuangan, Pertamina EP membukukan laba bersih senilai US$634 juta dan EBITDA US$1,821 miliar.
Dalam bidang health, safety, security and environment (HSSE), sepanjang tahun lalu tidak terjadi kecelakaan fatal dan tidak ada waktu kerja yang hilang (zero fatality dan zero lost time incident) dengan jumlah jam kerja selamat sebanyak 99.741.534.
Nanang menegaskan ke depan harus ada penambahan cadangan baik minyak dan gas di tiap lapangan (field) dan asset. Dia mengatakan bahwa saat ini beberapa sumur memasuki usia senja sehingga perlu diremajakan lagi dengan cara menemukan titik-titik sumur baru sebagai cadangan.
“Kami ditargetkan dapat menghasilkan minyak sebanyak 85.000 bopd dan gas sebesar 932 MMscfd. Untuk mencapai target tersebut, ada beberapa tantangan yang harus kami hadapi, antara lain memenuhi harapan stakeholder produksi minyak nasional sebesar 1 juta bopd tahun 2030, optimalisasi harga gas, mempertahankan trend positif tiga tahun terakhir migas Pertamina EP, ageing production facilities, EOR implementation, dan big discovery,” paparnya.
Nanang juga menjelaskan beberapa poin strategi yang akan dilaksanakan demi pencapaian rencana kerja tahun ini, di antaranya menjaga dan meningkatkan lagi kinerja HSSE, eksekusi program kerja on time, on budget, on schedule, and on return dengan mengimplementasikan bussiness acceleration program (BAP) secara konsisten. Selain itu, perlu juga menerapkan cost effectiveness & efficiency, serta menerapkan good change management.
"Strategi kami juga harus agresif di awal tahun ini serta menerapkan budaya sharing dan sinergi antar asset serta field," tambahnya.
Sementara itu, Komisaris Utama Pertamina EP Basuki Trikora Putra mengucapkan apresiasi terhadap kinerja Pertamina EP selama 2019, khususnya di bidang lifting minyak dan HSSE. Dia juga mengapresiasi raihan Proper 2019 dengan predikat emas sebanyak empat piala, begitu juga dengan raihan 12 proper hijau, dan 4 proper biru.
"Kami menyampaikan terima kasih dan bangga atas kinerja Pertamina EP tahun 2019 ini. Semoga PEP dapat terus menjalankan kegiatan operasional dengan menjaga aspek safety serta memperhatikan good corporate governance. Kami berharap kinerja PEP dapat terus meningkat sehingga terus mendukung ketahanan energi nasional,” pungkasnya.