Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina EP melakukan akselerasi dengan mempercepat pengeboran sumur pengembangan guna mendukung target produksi minyak 2020 sebanyak 85.000 barel per hari (bph) dan gas bumi 932 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan untuk mendukung target kinerja 2020, Pertamina EP berupaya menjalankan strategi dengan melakukan pemboran sumur-sumur yang masuk dalam rencana kerja tahun ini sejak akhir 2019.
Hal ini, lanjut Nanang, ditempuh untuk mendapatkan capaian produksi lebih cepat. Beberapa kegiatan pemboran telah dilakukan menjelang akhir tahun lalu, yaitu di Rantau Field, Sangasanga Field, Bunyu Field; dan Subang Field.
“Kami juga ada kegiatan tajak sumur waterflood project di Desa Jirak dan tajak sumur eksplorasi Kusuma Arum (KUM)-001, keduanya di Sumatra Selatan,” katanya dalam keterangan pers, Senin (6/1/2020).
Di Rantau Field, pemboran dilakukan di sumur KSB A-11 yang berada di struktur Kualasimpang Barat, Kabupaten Aceh Tamiang.
Sebelumnya, di struktur yang sama, sumur KSB-59 (KSB A-10) menyumbang 44 bph pada total produksi Rantau Field pada 2019. Sumur KSB A-11 merupakan salah satu program percepatan peningkatan produksi Rantau Field.
Direktur Operasi dan Produksi Chalid Said Salim mengatakan khusus di Rantau Field, setidaknya ada 11 sumur yang pengeborannya dipercepat pada akhir 2019.
“Dengan kedalaman kurang lebih 1.317 meter diharapkan sumur KSB A-11 dapat berkontribusi sebesar 200 bph untuk produksi Rantau Field,” katanya.
Selain itu, Jambi Field menorehkan prestasi peningkatan produksi dengan keberhasilan pemboran sumur minyak SGC-27 di Desa Talang Belido, Kecamatan Sungai Gelam, Kota Jambi dengan hasil 280 bph sejak 16 Desember 2019.
Menyusul produksi dari sumur SGC-27, Jambi Field pun berhasil melakukan reparasi sumur SGC-23 dengan produksi minyak sebesar 208 bph sejak 28 Desember 2019.
Dengan adanya penambahan produksi dari kedua sumur tersebut, produksi Pertamina EP Jambi Field mengalami peningkatan dari 2.792 bph pada Januari 2019 menjadi 3.105 bph pada akhir tahun lalu.
Contoh percepatan sumur lain datang dari Sangasanga Field, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Di sana, Pertamina EP mengebor sumur Louise-1119 (LSE-1119) di lokasi LSE-P1704. Sumur tersebut dibor oleh Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) menggunakan rig OW 700 M.
Nanang menambahkan pengeboran sumur LSE-1119 dimulai pada 30 Desember lalu dan ditargetkan selesai dalam waktu 23 hari dan diprediksi menambah produksi minyak sebanyak 144 bph.
Nanang berharap dengan percepatan kegiatan pengeboran sumur 2020 ke akhir tahun lalu, target produksi Pertamina EP tahun ini bisa tercapai. Apalagi, perusahaan telah mengalokasikan belanja modal tahun ini senilai US$784 juta dan belanja operasi hingga US$1,24 miliar.
Tahun lalu, produksi minyak Pertamina EP tercatat 82.361 bph atau meningkat dibandingkan dengan 2018 sebesar 79.445 bph.
Sementara itu, produksi gas bumi dengan capaian sebesar 2019 tercatat 959,24 MMscfd atau menurun dari capaian tahun sebelumnya sebanyak 1.017 MMscfd.
Dari sisi keuangan, tahun ini Pertamina EP membidik pendapatan senilai US$3,1 miliar atau Rp44,64 triliun dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat senilai Rp14.400 dan target laba bersih US$680 juta.