Bisnis.com, PONTIANAK -- Total arus peti kemas (throughput) di Pelabuhan Pontianak dipastikan bakal menurun secara bertahap seiring dengan operasional Terminal Kijing Kalimantan Barat.
Manajer Terminal Petikemas IPC TPK Pontianak Hendri Purnomo mengatakan pada tahap awal Pelabuhan Pontianak akan tetap beroperasi seperti biasa sambil mendukung Terminal Kijing. Namun, secara bertahap, akan dilakukan peralihan operasional.
"Setelah Terminal Kijing settle, kami akan kurangi aktivitas di [Pelabuhan] Pontianak. Jadi, [throughput] di Kijing naik, di sini akan turun," kata Hendri, Kamis (16/1/2020).
Dia menjelaskan Terminal Kijing merupakan bagian dari pengembangan Pelabuhan Pontianak yang kapasitas dan luasnya sudah terbatas. Selain itu Pelabuhan Pontianak juga hanya memiliki kedalaman kurang lebih 6 meter.
Pelabuhan Pontianak merupakan pelabuhan yang berada di tepi Sungai Kapuas yang mengalami pendangkalan akibat dari tingginya sedimentasi, sehingga membuat kapal-kapal besar tidak bisa dilayani. Juga, terbatasnya fasilitas untuk melayani kargo non peti kemas di Pelabuhan Pontianak menjadi alasan pengembangan pelabuhan di luar area tersebut.
IPC Cabang Pontianak mencatat penanganan peti kemas hampir sekitar 277.877 TEUs pada 2018, sedangkan pada 2017 mencapai 244.485 TEUs dan 2016 mencapai 209.520 TEUs. Adapun, kunjungan kapal atau vessel call pada 2018 sebanyak 528 domestik dan 59 internasional.
Baca Juga
Pada 2019, total throughput mencapai 262.880 TEUs. Sementara, rasio kepadatan lapangan penumpukan (yard occupancy ratio/YOR) rata-rata 43,8 persen.
Sejak 2010, rata-rata pertumbuhan penanganan peti kemas di Pelabuhan Pontianak naik dengan rata-rata 5,4 persen akibat penerapan digitalisasi oleh IPC Cabang Pontianak.