Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petambak Udang Optimistis Produksi Membaik pada Tahun Ini

Kalangan petambak udang optimistis produksi pada tahun ini dapat tumbuh di tengah tren harga yang membaik. Selain itu, sejumlah penyakit yang menekan produksi udang pada 2019 lalu pun diyakini dapat lebih dikendalikan.
Udang jerbung/Antara^Kementerian Kelautan dan Perikanan
Udang jerbung/Antara^Kementerian Kelautan dan Perikanan

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan petambak udang optimistis produksi pada tahun ini dapat tumbuh di tengah tren harga yang membaik. Selain itu, sejumlah penyakit yang menekan produksi udang pada 2019 lalu pun diyakini dapat lebih dikendalikan.

Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto mengemukakan produksi di kalangan asosiasi kemungkinan bisa mencapai 200.000 ton. Kendati demikian, dia belum bisa memperkirakan angka produksi udang hasil budi daya secara nasional.

Adapun dari segi penanggulangan penyakit, Iwan tak memungkiri jika wabah tersebut masih dijumpai. Namun, dia menyebutkan bahwa penambak telah lebih baik dalam mengatasi penyakit tersebut pada tambak.

"Penyakit pada udang masih ditemui seperti WFD [penyakit kotoran putih/white feces disease], tapi sekarang relatif lebih bisa dikendalikan. Kami sudah lebih tahu cara mengatasinya. Saya rasa tahun ini makin baik dan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang mengakibatkan kerugian fatal," kata Iwan kepada Bisnis, Senin (13/1/2020).

Kementerian Kelautan dan Perikanan sebelumnya menargetkan produksi udang dapat digenjot dari 240.000 ton pada 2018 menjadi 578.000 ton pada 2024 guna mendukung peningkatan volume dan nilai ekspor. Dalam 5 tahun ke depan, ekspor udang diharapkan dapat menembus 363.000 ton dengan nilai US$3,19 miliar atau naik sekitar 150% dibandingkan nilai ekspor 2018 senilai US$1,27 miliar dan volume 145.000 ton.

Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa ekspor udang beku cenderung turun sekitar 4% selama periode Januari–Oktober 2019 dengan volume 121.562 ton dibandingkan 126.623 ton pada Januari–Oktober 2018. Nilai ekspor pun terkoreksi sebesar 10,5% dari US$1,15 miliar menjadi US$1,03 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper