Bisnis.com, JAKARTA – Produksi pakan udang tahun ini diyakini mencapai 373.120 ton hingga 380.160 ton, atau naik sekitar 6%–8% dari realisasi 2019.
Target progresif ini muncul seiring mulai beroperasinya pabrik pakan baru dan adanya potensi peningkatan budi daya udang.
Ketua Divisi Akuakultur Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Haris Muhtadi mencatat bahwa terdapat tiga pabrik pakan yang telah beroperasi dan memasarkan produk. Pabrik-pabrik tersebut dibangun dengan penyertaan modal asing, yakni PT Haida Agriculture Indonesia untuk pabrik di Pasuruan, Jawa Timur; PT Tongwei Indonesia di Purwakarta, Jawa Barat; dan Evergreen di Kalianda, Lampung.
"Dari operasional ketiga pabrik ini, potensi peningkatan produksi bisa mencapai 70.000 ton," kata Haris kepada Bisnis, baru-baru ini.
Kendati demikian, dia menyebutkan realisasi serapan pakan udang pada 2019 mencapai 352.000 ton, turun sekitar 6% dibandingkan realisasi produksi pakan udang pada 2018 yang mencapai 374.500.
Realisasi produksi pakan udang pada 2019 pun meleset dari proyeksi yang sempat dipatok GPMT pada awal 2019 lalu, yakni sebanyak 411.950 ton. Dia mengatakan hal ini banyak dipengaruhi oleh serapan rendah akibat terkoreksinya produksi udang di tengah berlanjutnya sejumlah wabah penyakit yang menyerang.
"Masih ada sejumlah penyakit yang menyerang tambak seperti white spot, myo, dan white feces disease. Penyakit ini membuat konsumsi pakan berkurang karena penambak harus panen lebih awal," tuturnya.
Terlepas dari wabah penyakit tersebut, dia memperkirakan produksi udang berpotensi membaik dengan pertumbuhan yang linier dengan produksi pakan. Harapan ini diikuti pula dengan kehadiran wilayah-wilayah pengembangan budi daya baru pada tahun ini.
"Bakal ada investasi tambak seperti di Bangka Belitung, Batam, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat. Harapannya produksi juga membaik pada 2020," katanya.