Bisnis.com, SEMARANG — Pembangunan fisik proyek jalan tol Semarang—Demak seksi 2 ruas Sayung—Demak sepanjang 16,31 kilometer mulai dikerjakan dengan target penyelesaian pada akhir 2021.
Adapun, tarif yang dikenakan jika jalan tol itu beroperasi adalah Rp1.124 per kilometer.
"Saat ini yang kami kerjakan seksi 2 dulu dan telah berjalan, sedangkan jalan tol Semarang—Demak seksi 1 ruas Semarang—Sayung yang bakal memiliki desain tanggul laut prosesnya masih terkendala pembebasan lahan," kata Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak Handoko Yudianto, Selasa (14/1/2020).
Saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Handoko mengatakan bahwa pengerjaan jalan tol dengan total panjang 27 km tersebut terbagi dalam dua seksi.
Seksi a berada di ruas Semarang—Sayung sepanjang 10,69 km dan seksi 2 sepanjang 16,31 km yang membentang dari Sayung sampai Demak kota. Untuk seksi 2, lahan yang dibebaskan telah mencapai 60 persen.
"Masa pengerjaan berlangsung selama 17 bulan dengan total investasi sebesar Rp5,40 triliun. Akhir 2021 pengerjaan fisik seksi 2 selesai, ketika beroperasi nanti tarifnya Rp1.124 per kilometer. Hitung-hitungan kami kendaraan yang bakal melintasi ruas Sayung—Demak sebanyak 16.276 per hari," ujarnya.
Baca Juga
Ketika menanggapi tertundanya pengerjaan fisik jalan tol Semarang—Demak seksi 1, Gubernur Ganjar meminta agar ada percepatan dan pihaknya telah berkomunikasi dengan Kementerian ATR/BPN terkait dengan status tanah serta pembebasan lahan.
"Harus ada win-win solution untuk pembebasan lahan itu. Masyarakat mengatakan tanah itu miliknya, bisa menunjukkan sertifikat, tapi wujud tanahnya sudah tidak ada karena terendam rob," kata Ganjar.
Untuk pembangunan tol Semarang—Demak seksi 1 yang investasinya mencapai Rp9 triliun itu bakal terdapat jalan melayang di atas laut sepanjang 8 km dengan tinggi 5 meter.
Ganjar berharap agar selain bangunan tersebut yang berfungsi sebagai tanggul laut, juga bakal digarap infrastruktur penunjang.
"Ekoturisme, kawasan industri kreatif, perumahan dan kolam retensi yang semuanya memiliki konsep go green. Haram hukumnya mengambil air tanah, energi memakai yang terbarukan, kalau bisa ini akan jadi kawasan yang luar biasa," ujarnya.