Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rincian Kerja Sama Indonesia - UEA di Bidang Energi

Indonesia berhasil menekan 11 perjanjian bisnis dengan Uni Emirat Arab (UEA) dengan lima di antaranya merupakan bidang energi.
Putra Mahkota UEA Mohamed Bin Zayed mendampingi Presiden Jokowi saat akan menandatangani buku tamu kenegaraan di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi, Minggu (12/1/2020)./Antara
Putra Mahkota UEA Mohamed Bin Zayed mendampingi Presiden Jokowi saat akan menandatangani buku tamu kenegaraan di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi, Minggu (12/1/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia berhasil menekan 11 perjanjian bisnis dengan Uni Emirat Arab (UEA) dengan lima di antaranya merupakan bidang energi.

Adapun total estimasi nilai investasi yang diperoleh dari 11 hasil perjanjian tersebut mencapai Rp314,9 triliun atau US$22,89 miliar yang meliputi bidang energi, minyak dan gas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset.

Di samping 11 perjanjian bisnis, diteken pula lima perjanjian antara pemerintah PEA dan Indonesia dalam bidang keagamaan, pendidikan, pertanian, kesehatan, dan penanggulangan terorisme.

"Saya sangat sambut baik, hari ini 16 perjanjian kerja sama dapat dilakukan," kata Presiden Jokowi seperti dikutip dalam rilis, Senin (13/1/2020).

Salah satu dari kesepakatan bisnis yang akan dijalankan adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di Waduk Cirata, Jawa Barat. Perusahaan energi baru terbarukan (EBT) Masdar yang berbasis di Abu Dhabi nantinya akan bermitra dengan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi (PJBI) membangun PLTS Terapung Cirata sebesar 145 megawatt peak (MWp).

Investasi di pembangkit ini diperkirakan mencapai Rp1,8 triliun. Adapun PLTS Terapung Cirata diproyeksikan memecahkan rekor pembangkit bertenaga surya terbesar di Asean setelah PLTS di Filipina, Cadiz Solar Power Plant sebesar 132,5 MW.

Selain pengembangan EBT, ditandatangani pula kesepakatan bisnis sejumlah proyek migas seperti pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan antara Pertamina dengan Mubadala, hingga potensi minyak mentah di Balongan dan penyediaan liquefied petroleum gas (LPG) antara Pertamina dengan ADNOC.

Pada subsektor mineral, ditandatangani pula kerja sama Emirates Global Aluminium (EGA) dengan PT Inalum (Persero) dalam rangka penambahan produksi ingot alloy dan billet. Pada masa uji coba penambahan produksi direncanakan sekitar 20.000 ton dengan kapasitas produksi normal saat ini mencapai 250.000 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper