Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo meminta para kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri untuk fokus menggarap diplomasi ekonomi, terutama yang berkaitan dengan investasi dan ekspor.
Presiden Jokowi mengatakan kedua poin tersebut merupakan hal yang dibutuhkan Indonesia untuk menggenjot ekonomi domestik, sekaligus mengurangi ketergantungan negara ini dengan impor.
“Saya ingin kita semuanya fokus kepada diplomasi ekonomi. Saya ingin 70%—80% apa yang kita miliki itu fokusnya di situ, diplomasi ekonomi karena itulah yang sekarang yang sedang diperlukan oleh negara kita,” ujarnya ketika membuka Rapat Kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri di Istana Negara, Kamis (9/1/2020).
Namun, dia menekankan para kepala perwakilan Indonesia di luar negeri tersebut juga harus memetakan investasi yang dibutuhkan Indonesia. Dalam hal ini, Jokowi mengungkapkan prioritas investasi harus diarahkan untuk produksi barang-barang substitusi impor.
“Atau juga yang kedua yang berkaitan dengan energi. Karena kita ini masih impor banyak minyak dan gas. hubungannya kemana? Ya bagaimana agar yang namanya impor energi kita bisa turun jangan senang kita impor gas terus atau impor minyak terus,” tekannya.
Lainnya, Jokowi pun menyebut para kepala perwakilan harus pintar mencari peluang perdagangan, terutama di pasar nontradisional misalnya di Afrika, Eropa Timur, Asia Selatan, dan Asia Tengah. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kawasan Afrika misalnya, cukup signifikan yakni di atas 5% sehingga hal tersebut harus dilirik sebagai alternatif pasar.
“Yang saya senang sebetulnya kalau kita bisa masuk ke pasar-pasar di Afrika itu yang banyak itu produknya usaha kecil usaha menengah itu bisa masuk ke sana. Kenapa? Untuk urusan kualitas masih belum memiliki standar yang sangat ketat,” tambahnya.