Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Hulu Migas 2019 Naik, tapi Masih di Bawah Target

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan tren investasi hulu migas terus meningkat dalam 3 tahun terakhir.
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue
Ilustrasi kilang lepas pantai./Bloomberg-Tim Rue

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan tren investasi hulu migas terus meningkat dalam 3 tahun terakhir.

Investasi hulu migas tercatat senilai US$11,49 miliar pada 2019 atau meningkat dibandingkan dengan capaian 2017 yang senilai US$10,27 miliar.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan salah satu faktor pendukung meningkatkan investasi adalah aktivitas eksplorasi seperti survei seismik 2D dan 3D.

Dia mencontohkan pada tahun lalu, survei seismik tercatat sepanjang 12.169 kilometer atau meningkat tajam sebesar 492%  dibandingkan dengan 2018. Untuk survei seismik 3D tercatat seluas 7.895 kilometer persegi atau meningkat 575% pada 2019 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Kalau dilihat aktivitasnya, work over meningkat dari 2018 sebesar 30%, pengeboran pengembangan meningkat 15%," katanya dalam paparan Kinerja 2019 dan Rencana Kerja 2020, Kamis (9/1/2020).

Kendati tren investasi meningkat, realisasi investasi hulu migas 2019 masih di bawah target US$14,7 miliar.

Menurutnya, penyebab rendahnya capaian target investasi salah satunya adalah dilakukannya efisiensi guna menekan biaya investasi yang dapat dikembalikan (cost recovery).

Selain itu, mundurnya rencana pengeboran sumur di Blok Rokan oleh Pertamina sebagai bagian dari transisi pengelolaan blok tersebut.

Untuk menjaga tren positif, Dwi mengaku berupaya mempercepat pelaksanaan transisi Blok Rokan, pembahasan evaluasi POD I IDD, dan mengakselerasi proyek Tangguh Train III. Pasalnya, proyek Tangguh Train III ini mengalami kemunduran pengerjaan konstruksi.

"Namun sampai 2019 progres onshore 73,5% dan offshore 97%., Jadi offshore siap, tapi ada kendala di onshore, maka mundur ke Agustus 2020," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper