Bisnis.com, JAKARTA - Produksi batu bara sepanjang tahun lalu mencetak rekor tertinggi dengan realisasi mencapai 610 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi 24,74% target produksi batu bara berdasarkan rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) 2019 yang mencapai 489 juta ton.
Realisasi tahun lalu yang sebesar 610 juta ton ini pun naik sebesar 9,52% dari realisasi produksi batu bara 2018 yang mencapai 557 juta ton.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan realisasi produksi batu bara 2019 yang mencapai 610 juta ton ini dikarenakan meningkatnya produksi batu bara dari para pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang pengawasannya berada di provinsi.
"IUP yang meningkat ke tahap produksi cukup besar, hampir 1000-an lebih," ujarnya, Kamis (9/1/2020).
Pihaknya pun tak menampik realisasi produksi batu bara yang mencapai 610 juta ton ini menjadi yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Bambang menyatakan jumlah tersebut belum tentu yang tertinggi.
"Tidak tahu pernah enggak dulu bisa capai 610 juta ton. Ya dalam 5 tahun terakhir ini merupakan yang tertinggi," ucapnya.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Bisnis, realisasi produksi tahun lalu tersebut setidaknya menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Pada 2009, realisasi produksi batu bara hanya 254 juta ton dan terus mengalami kenaikan hingga tahun lalu.
Sementara itu, realisasi pasokan batu bara untuk kebutuhan dalam negeri (domestic market obligation/DMO) tahun lalu mencapai 138 juta ton atau melebihi target yang ditetapkan sebanyak 128 juta ton.
"DMO alhamdulillah [tercapai] karena PLTU berkembang dengan pesat. Kebetulan HBA [harga batu bara acuan] di bawah US$70 per ton, jadi pasar domestik lebih menarik dibandingkan dengan pasar luar,” tutur Bambang.
Menurutnya, apabila HBA berada di atas US$70 per ton, yang menjadi harga tertinggi untuk batu bara yang dipasok ke pembangkit listrik dalam negeri, pasar ekspor akan lebih menarik. Dia pun berharap serapan batu bara dalam negeri terus meningkat seiring dengan pembangunan pembangkit listrik.
Adapun pada 2020 pemerintah menargetkan DMO sebanyak 155 juta ton dari target produksi ditargetkan 550 juta ton.