Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah pada tahun ini menargetkan adanya peningkatan kualitas garam rakyat agar bisa diserap industri, khususnya aneka pangan.
Adapun tahun ini Kementerian Koordinator bidang Perekonomian berencana kembali mengimpor garam sebanyak 2,9 juta ton untuk kebutuhan industri. Sementara realisasi impor garam pada akhir Desember 2019 sebanyak 2,3 juta ton dari alokasi sebanyak 2,7 ton.
Setidaknya terdapat empat industri yang menggunakan garam impor pada 2019, di antaranya industri aneka pangan sebanyak 637.683 ton, chlor alkali plant (CAP) 2,1 juta ton, farmasi dan kosmetik 7.343 ton, dan pertambangan 80.050 ton.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Aryo Hanggono mengatakan pihaknya ingin agar industri aneka pangan nantinya menggunakan garam rakyat.
Oleh karena itu, untuk memenuhi standar garam industri tersebut, pemerintah melalui PT Garam (Persero) berencana mengoperasikan washing plant atau tempat pencucian garam.
"Dengan adanya washing plant, spec industri bisa kita kejar. Kapasitasnya satu mesin [menghasilkan] 40.000 ton [garam industri]. Target kita memenuhi kebutuhan industri aneka pangan 600.000 ton," ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/1/2020).
Menyitir data gabungan yang dirilis Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, KKP, dan Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2020 kebutuhan garam industri aneka pangan sebanyak 682.321 ton. Adapun industri yang bisa menyerap garam rakyat selain impor, yakni water treatment, penyamakan kulit, pakan ternak, sabun, dan deterjen.