Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lawatan Presiden ke UEA, Kerja Sama Bidang Energi Jadi Prioritas

Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan kerja resmi perdana pada 2020 ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), dengan fokus peningkatan kerja sama bidang ekonomi-energi yang rencananya membawa kesepakatan investasi senilai US$18,8 miliar.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan saat menerima kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Putra Mahkota Abu Dhabi/Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Persatuan Emirat Arab Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan saat menerima kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/7/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo akan melakukan kunjungan kerja resmi perdana pada 2020 ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), dengan fokus peningkatan kerja sama bidang ekonomi-energi yang rencananya membawa kesepakatan investasi senilai US$18,8 miliar.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan tujuan utama Presiden ke Abu Dhabi adalah pertemuan bilateral dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan dan Wakil Presiden Abu Dhabi  Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum pada 11-13 Januari 2020.

Menurutnya, fokus kunjungan kerja resmi ini menitikberatkan kerja sama investasi di bidang migas dan mineral.

"Intinya itu, semua [kemungkinan kesepakatan dan nilai investasi] sedang dihitung. Makanya tadi banyak sekali teman-teman yang ikut [rapat]. Masih akan ada negosiasi hari Rabu dan Kamis," katanya, seusai mengikuti rapat koordinasi Menko Maritim dan Investasi tentang Kerja Sama Investasi United Arab Emirates, Selasa (7/1/2020).

Retno menambahkan Jokowi juga dijadwalkan akan menjadi pembicara kunci dalam Abu Dhabi Sustainable Week. Di sana, Kepala Negara akan berbicara seputar pembangunan ekonomi dan keberlanjutan energi.

Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Abu Dhabi Husin Bagis mengatakan penandatanganan kerja sama proyek dengan total investasi senilai US$18,8 miliar.

Menurutnya, dari total proyek tersebut, pelaku bisnis UEA menggelontorkan dana sekitar US$3,8 miliar.

"Misalnya, mereka ada proyek di pelabuhan dengan Maspion, total proyek US$1,2 miliar, untuk tahap pertamanya [investasi mereka] US$325 juta. Total proyeknya yang kira kira akan melibatkan [dana perusahaan UEA] sekitar US$3,8 miliar," katanya.

Tercatat, setidaknya ada empat kesepakatan kerja sama proyek investasi besar yang akan ditandatangani saat lawatan Jokowi ke Abu Dhabi. Sebut saja seperti kerja sama Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) dengan PT Pertamina (Persero) di proyek Kilang Balongan.

Terkait Kilang Balongan, pada Desember tahun lalu, Pertamina telah memulai pengerjaan desain rinci (front end engineering design/FEED) proyek perbaikan dan peningkatan kapasitas (upgrading) Kilang Balongan di Jawa Barat.

Selain itu, ada kerja sama Mubadala Petroleum dengan Pertamina di proyek Kilang Balikpapan dengan total investasi proyek sekitar US$6,5 miliar. Proyek Kilang Balikpapan sudah masuk tahap konstruksi dan ditargetkan mulai beroperasi pada Juni 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper