Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Shortfall Pajak 2019 Capai Rp245,5 Triliun

Kementerian Keuangan menyebutkan realisasi penerimaan pajak sepanjang 2019, mencapai 84,4 persen dari target APBN.
Menkeu Sri Mulyani (ketiga kiri) memberikan keterangan pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Menkeu menyatakan realisasi APBN 2019 masih terarah dan terkendali meskipun terjadi defisit sebesar Rp353 triliun atau sebesar 2,20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB)./ANTARA FOTO-Akbar Nugroho Gumay
Menkeu Sri Mulyani (ketiga kiri) memberikan keterangan pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa (7/1/2020). Menkeu menyatakan realisasi APBN 2019 masih terarah dan terkendali meskipun terjadi defisit sebesar Rp353 triliun atau sebesar 2,20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB)./ANTARA FOTO-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan menyebutkan realisasi penerimaan pajak mencapai Rp1.332,1 triliun sepanjang 2019, atau 84,4 persen dari target APBN.
 
Dengan demikian, penerimaan pajak hanya tumbuh 1,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dengan shortfall sebesar Rp245,5 triliun.
 
Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tercatat mengalami kontraksi sebesar 0,8 persen, dengan realisasi mencapai Rp532,9 triliun atau 81,3 persen dari target. Komponen PPN yang mengalami kontraksi antara lain adalah PPN Impor yang tercatat terkontraksi 8,1 persen, dengan realisasi Rp171,3 triliun.
 
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun mengungkapkan kontraksi tersebut tidak lain disebabkan oleh adanya percepatan restitusi serta dampak perlambatan ekonomi.
 
Selain PPN, Pajak Penghasilan (PPh) Migas juga tercatat mengalami kontraksi sebesar 8,7 persen, dengan realisasi sebesar 59,1 triliun atau 89,3 persen dari target.
 
Secara sektoral, penerimaan pajak dari sektor manufaktur tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,8 persen dengan realisasi tercatat mencapai Rp365,39 triliun. Tekanan pada sektor tersebut timbul akibat terkontraksinya setoran PPh dan PPN Impor yang secara keseluruhan mencapai 9,22 persen dan restitusi yang tumbuh hingga 18,05 persen.
 
Sektor lain yang mengalami kontraksi lebih dalam yakni sektor pertambangan, yang terkontraksi hingga 19 persen dengan realisasi sebesar Rp66,12 triliun.
 
"Sektor yang mengalami pukulan berat itu sektor pertambangan dan itu terlihat dalam penerimaan pajak dari sektor tersebut yang kontraksinya mencapai 19 persen, sangat dalam dari yang tahun lalu tumbuh 50 persen," ujar Sri Mulyani  dalam konferensi pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa (7/1/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper