Bisnis.com, JAKARTA - Lion Air, salah satu anak usaha Lion Air Group, memilih untuk fokus pada rute internasional yang sudah ada ketimbang membuka baru atau menambah frekuensi.
Corporate Communications Strategic Lion Air Danang M. Prihantoro menuturkan maskapai telah melayani lebih dari 43 kota tujuan domestik, serta 44 tujuan internasional meliputi Singapura, Malaysia, China, dan Arab Saudi.
"Fokus kami pada 2020 adalah pada rute atau jaringan internasional yang sudah ada saat ini. Perlu diingat, penerbangan Lion Air juga terkoneksi dengan Malindo Air dan Thai Lion di luar negeri," katanya kepada Bisnis.com, Senin (30/12/2019).
Dia menjelaskan penerbangan internasional seperti Jakarta ke Kuala Lumpur, langsung terkoneksi dengan Malindo untuk tujuan intra Malaysia maupun destinasi lain. Pun juga dengan Jakarta-Singapura yang bisa terkoneksi dengan Bangkok melalui Thai Lion.
Menurutnya, Lion sudah bisa memberikan kemudahan konektivitas internasional bagi penggunanya tanpa harus menambah rute baru. Kendati demikian, permintaan pasar pada 2020 terhadap rute internasional kelas penerbangan murah (low cost carrier/LCC) diyakini bakal tumbuh.
Dia menuturkan Lion memiliki tiga jenis penerbangan internasional. Pertama, rute internasional berjadwal dengan tujuan Kuala Lumpur dan Singapura dari Jakarta, serta Penang dari Kualanamu.
Kedua, penerbangan sewa atau charter dengan tujuan beberapa kota di China. Penerbangan ini dilayani dari kota asal, yakni Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Manado.
Ketiga adalah penerbangan ibadah atau umrah dengan tujuan Mekkah dan Madinah. Penerbangan ini ditempuh dari 10 kota utama di Indonesia, antara lain Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Jakarta, Solo, Surabaya, Balikpapan, dan Makassar.
Akan tetapi, imbuhnya, sejak akhir 2019 sudah dilakukan penambahan kota asal, yakni dari Banjarmasin dan Lombok. Total terdapat 12 kota asal yang bisa melayani penerbangan umrah.
Danang menambahkan fokus pengembangan rute disesuaikan dengan pesawat sebagai alat produksi. Penerbangan internasional berjadwal dan charter menggunakan Boeing 737-900ER atau 737-800NG, sedangkan khusus ke Arab Saudi menggunakan Airbus A330 dan A330-900neo.
Dia mengaku tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penambahan frekuensi. Namun, hal tersebut menyesuaikan dengan hasil kajian pasar yang dilakukan baik setiap kuartal maupun semester. "Kami tidak menutup kemungkinan akan menambah frekuensi apabila pasar menghendaki demikian," ujarnya