Bisnis.com, JAKARTA – Lembaga pangan PBB (Food and Agriculture Organization /FAO) meyakini proyek paket formula pakan mandiri hasil kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dikembangkan di Sumatra Selatan dapat menjadi solusi untuk menekan biaya produksi budi daya patin yang 70% disumbang dari harga pakan yang tinggi.
Asisten FAO Representatif Indonesia Ageng Herianto mengatakan melalui paket formula ini, para pembudidaya ikan kini mendapatkan akses pakan yang berkualitas dan murah.
"FCR [Feed Converstion Ratio] rata-rata kurang dari 2 dan harganya terjangkau yakni rata-rata Rp4.750 per kilogram. Kami berharap ini jadi solusi permasalahan dalam budi daya, khususnya dalam mempercepat pengembangan usaha budi daya patin di Sumatra Selatan," ujarnya dikutip dalam siaran pers, Senin (23/12/2019).
Lebih lanjut, Ageng memastikan bahwa produk pakan formula FAO telah memenuhi standar mutu sesuai SNI dengan kisaran protein sebesar 20%—25%. Di sisi lain, produk ini aman dari tambahan bahan bahan kimia dan biologis yang berbahaya.
Formula pakan FAO terdiri dari silase ikan, kepala udang, ikan asin, poles (dedak), bungkil sawit, kanji, premix, multy-enzym, dan phytase
"Formula FAO ini memiliki performa yang baik. Kami telah uji lapang pada enam kelomok di Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin dan hasilnya memuaskan dibanding pakan mandiri yang selama ini diproduksi kelompok," tuturnya.
FAO International Consultant Thomas Shipton menilai Indonesia merupakan negara yang sangat diperhitungkan dalam pengembangan akuakultur global saat ini. Untuk itu, FAO memiliki kepentingan dalam memberikan dukungan bagi pengembangan akuakultur di Indonesia.