Bisnis.com, JAKARTA -- Kasus pemakzulan Presiden AS, Donald Trump oleh senat AS memang menambah sisi ketidakpastian global, namun juga bisa memberi efek positif bagi Indonesia.
Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto menjelaskan dari kinerja dagang, dampak pemakzulan Trump terhadap ekspor Indonesia ke AS tidak akan terganggu.
Dia menilai tidak ada kaitan langsung pemakzulan Trump kinerja ekspor-impor dengan Indonesia.
"Justru kabar baiknya adalah kesepakatan dagang dari perang dagang fase I antara AS dan China yang akan berdampak positif untuk kemungkinan kenaikan ekspor," kata Ryan kepada Bisnis, Kamis (19/12/2019).
Dia memerinci, ada beberapa kemungkinan kenaikan ekspor khususnya non migas pasce kesepakatan dagang fase I pada 13 Desember 2019 lalu.
Beberapa potensi komoditas ekspor yang mengalami kenaikan adalah minyak sawit atau crude palm oil (CPO), dan batu bara ke China.
Secara pribadi dia menilai kasus pemakzulan atas Donald Trump cenderung bagus untuk beberapa negara yang terimbas perang dagang. Pasalnya kepastian semakin jelas meski masih harus meunggu sidang Senat pada Januari 2020 nanti.
Dia menambahkan, sisi keuntungan lain dari kasus ini terhadap Indonesia adalah Indeks dolar AS bisa tertekan terhadap mata uang negara-negara lainnya.
Sehingga, rupiah pun berpeluang menguat pada kisaran Rp13.750 sampai Rp13.900 per dolar
"Efek finansial jangka pendek bagus untuk emerging markets khususnya Asia, termasuk Indonesia. Lalu China mengalah untuk menang dalam jangka panjang," pungkasnya.