Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menilai kondisi global masih penuh kejutan sampai tahun depan sehingga pihaknya pasti akan memanfaatkan ruang bauran kebijakan yang tersedia tahun depan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, dalam perundingan Amerika Serikat dan China, serta kondisi politik seperti Brexit, jelas akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan global khususnya pergerakan dalam waktu jangka pendek.
“Dan itu tecermin, terkait dengan pemakzulan [President Trump], dan dalam jangka pendek mempengaruhi kondisi pasar keuangan global termasuk nilai tukar rupiah,” jelas Perry di Gedung Bank Indonesia, Kamis (19/12/2019).
Meski demikian, dia mengingatkan, sejauh ini pengaruh perang dagang sampai dengan pemakzulan Presiden Trump di Amerika Serikat tidak memberi dampak negatif yang signifikan pada Indonesia. Tecermin dari nilai tukar rupiah sepanjang 2019 ini masih terapresiasi 2,9% (yoy) atau yang diperdagangkan pada kisaran Rp13.980 sampai Rp13.990.
“Jikalaupun ada pergeseran dari waktu ke waktu itu sifatnya teknikal,” jelas Perry.
Beberapa contoh lain bahwa stabilitas internal cukup kuat adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang realtif terjaga pada kisaran 5,0%, inflasi yang rendah di bawah target 3,5%, defisit transaksi berjalan yang juga terjaga 2,7% dari PDB didukung transaksi modal dan finansial yang tumbuh cukup besar. Sehingga, ekonomi Indonesia ke depannya masih ada peluang untuk tumbuh di atas 5,0%.