Bisnis.com, JAKARTA — Turunnya minat investor untuk berinvestasi atau membeli properti menyebabkan kinerja industri properti sepanjang tahun ini sulit untuk tumbuh lebih tinggi.
Hasil survei yang dilakukan Rumah.com mengenai Property Affordability Sentiment Index menunjukkan adanya penurunan yang signifikan dari sisi jumlah konsumen yang membeli properti sebagai tujuan investasi.
Pada semester I/2019 sekitar 16 persen yang menyatakan tujuan membeli properti untuk investasi. Angka itu jauh menurun jika dibandingkan dengan angka pada semester II/2018 yaitu 30 persen.
Head of Marketing Rumah.com Ike Noorhayati Hamdan mengatakan bahwa turunnya minat investasi lebih disebabkan karena para investor masih tetap melihat kondisi pasar sewa sebagai pertimbangan utama.
“Sebanyak 60 persen responden menyatakan masih mempertimbangkan pasar sewa sebelum memutuskan membeli properti sebagai investasi,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (15/12/2019).
Selain kondisi pasar sewa, dia mengungkapkan faktor-faktor lain yang turut menjadi pertimbangan para investor ialah prospek perkembangan wilayah, harga properti saat ini, dan fasilitas di sekitar lingkungannya.
Baca Juga
Terkait dengan prospek investasi, Ike menyatakan bahwa mayoritas masyarakat saat ini lebih optimistis terhadap jenis properti hunian, khususnya rumah tapak karena dianggap harga jualnya bisa lebih menguntungkan.
Hasil survei menunjukkan sebanyak 79 persen responden memperkirakan harga rumah tapak bisa mengalami kenaikan 5 persen hingga lebih dari 10 persen dalam kurun 5 tahun ke depan.
“Konsumen yang berniat mencari properti untuk investasi biasanya lebih banyak yang mempertimbangkan penghasilan jangka pendek yakni dari sisi sewa dibandingkan dengan kenaikan harga,” ungkapnya.