Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha mengeluhkan penurunan harga cakalang atau skipjack tuna secara global akibat suplai tinggi yang tak sebanding dengan permintaan.
General Manager Indonesian Pole & Line and Handline Fisheries Association (AP2HI) Abdul Muis Sulaiman menjelaskan harga cakalang mengalami penurunan sejak 2 tahun ke belakang. Padahal, pada 2017 cakalang sempat mencapai angka US$2.300/ton.
Namun, mengacu harga global di Bangkok, saat ini cakalang menyentuh US$850/ton. “Itu dari minggu lalu turun 10% [US$935/ton],” katanya saat dihubungi Bisnis, baru-baru ini.
Menurut Abdul, harga yang bagus bagi pelaku usaha terutama para pemilik kapal sekitar US$1.400/ton. Rendahnya harga cakalang, kata dia, dipengaruhi oleh stok yang cukup banyak dan semua cold storage di Thailand dikabarkan penuh.
Komisi Perikanan Pasifik Barat dan Tengah (Western and Central Pacific Fisheries Commission/WCPFC) yang biasanya menangkap cakalang di kawasan Pasifik pun telah mengurangi suplai.
Usulan soal resi gudang, menurut Abdul, belum ada studi apakah bisa diterapkan dan menstabilkan harga cakalang. Adapun yang bisa menjadi solusi yakni penyerapan stok agar harga tetap stabil.
“Kecuali tingkatkan demand nasional, tidak harus skipjack tuna diekspor,” sebutnya. Lebih lanjut, pasar baru dengan label sustainability perlu dibuat. Dengan begitu, harga cakalang bisa tetap bersaing dan menguntungkan pelaku usaha.