Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Perjanjian Kerja Sama Perdagangan, Presiden Jokowi Minta Menlu dan Mendag Kejar Terus

Presiden Jokowi mengatakan negoisasi perjanjian dengan Uni Eropa, negara-negara Asean anggota The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) serta negara-negara Afrika harus dipercepat.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kedua kanan)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk mempercepat negoisasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif terutama dengan negara-negara potensial.

Pernyataan itu disampaikan oleh Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/12/2019) dalam rapat terbatas membahas akselerasi implementasi program perindustrian dan perdagangan.

"Ini Pak Menteri Perdagangan, Bu Menteri Luar Negeri betul-betul kalau perlu tiap hari kejar terus untuk negara-negara potensial yang menjadi ekspor produk bagi kita yang kita belum memiliki perjanjian kemitraan," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan negoisasi perjanjian dengan Uni Eropa, negara-negara Asean anggota The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) serta negara-negara Afrika harus dipercepat.

Jokowi mengatakan tim negoisasi harus betul-betul kuat dan terus menerus melakukan negoisasi sehingga produk ekspor Indonesia bisa masuk ke negara tersebut.

Presiden Jokowi mengatakan pemerintah perlu mengajak para eksportir untuk memaksimalkan eksekusinya.

"Untuk dalam negeri kita harus selesaikan beberapa pekerjaan rumah, memangkas beberapa regulasi yang menghambat kinerja ekspor, pembenahan akses pembiayaan ekspor, kemudian peningkatan kualitas produk ekspor, baik dari sisi packaging, branding dan lain-lainnya dan juga penyiapan kawasan industri yang berorientasi ekspor yang betul-betul terintegrasi," kata Jokowi.

Jokowi meminta pemerintah menentukan kawasan industri yang berorientasi ekspor yang terintegrasi untuk industri petrokimia, tekstil dan produk tekstil (TPT), nikel dan sebagainya sehingga industri Indonesia efisien dan memiliki daya saing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper