Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memberikan instruksi untuk mengawal pembangunan kilang minyak kepada Direktur Utama PT Pertamina (persero) NIcke Widyawati dan Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama yang lebih dikenal dengan sapaan Ahok.
Menurut Presiden Jokowi misi utama yang dibebankan kepada kedua bos Pertamina tersebut adalah mengurangi defisit transaksi perdagangan dan defisit perdagangan, utamanya berkaitan dengan impor migas.
“Juga pembangunan kilang minyak, harus. Udah 34 tahun gak bisa bangun, kebangeten. Saya suruh kawal betul dan ikuti terus progresnya,” kata Jokowi usai menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah dan Silaturahmi Nasional Bank Wakaf Mikro di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Seperti diketahui, proyek kilang baru belum menunjukkan titik terang. Proyek pembangunan Kilang Bontang misalnya, masih harus menunggu escrow account dari Overseas Oil and Gas LLC (perusahaan Oman) dan penyusunan approval list calon konsultan Bankable Feasibility Study (BFS).
Sementara pengembangan kilang Balikpapan sudah mencapai tahap pembentukan special purpose vehicle yakni PT Kilang Pertamina Balikpapan dan mencari calon mitra pemegang saham.
Progres pengembangan kilang Cilacap juga masih belum ada kesepakatan antara Pertamina dan Sudi Sramco, sedangkan Kilang Tuban masih terganjal urusan lahan.
Selain urusan kilang, Jokowi menuturkan pertemuannya dengan Ahok dan Nicke di Istana Kepresidenan pada Senin (10/12/2019)membicarakan soal implementasi biodiesel B20 dan B30 untuk mengurangi impor migas.
“Intinya mereka menyanggupi. Kedua, penggunaan B30 yang dimulai Januari awal juga agar betul-betul dilaksanakan dan dikawal, sehingga bisa menurunkan impor minyak,” tambahnya.