Bisnis.com, JAKARTA – Sirkulasi informasi yang terlalu deras di tengah masyarakat dinilai menjadi penyebab melambatnya konsumsi rumah tangga di Indonesia akhir-akhir ini.
Seperti diketahui, pertumbuhan konsumsi rumah tangga per kuartal III/2019 merupakan pertumbuhan yang terlambat sepanjang 2019 dengan angka mencapai 5,01% (yoy).
Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan overload informasi tersebut menyebabkan timbulnya pergerakan yang tidak harmonis dalam perilaku ekonomi akhir-akhir ini.
Seperti contoh, seluruh lapisan masyarakat ketika ditanya mengatakan bahwa kondisi perekonomiannya tidak sebaik kuartal-kuartal sebelumnya.
Meski demikian, hal tersebut tidak sejalan dengan data yang menunjukkan adanya peningkatan tabungan. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan dan yang terjadi adalah penurunan ekspektasi.
"Hal ini pada akhirnya tecermin pada konsumsi yang merosot dari kuartal ke kuartal," ujar Ari, dalam diskusi panel pada gelaran BNI-Bisnis Indonesia Business Challenges 2020, Senin (9/12/2019).
Oleh karena itu, yang perlu dilakukan sekarang adalah membangkitkan kembali optimisme agar masyarakat kembali berbelanja tanpa terbebani oleh ekspektasi perekonomian yang negatif.
Menurut Ari, media massa memiliki peran penting untuk menjaga optimisme konsumen dan menurutnya pemberitaan di Indonesia saat ini masih cenderung bernada negatif.
"Media kita masih terlalu sering bicara resesi, di AS mereka malah membicarakan potensi tidak adanya resesi untuk dekade ini," ujar Ari.